Kalajengking dalam Bahasa Biak - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kalajengking dalam Bahasa Biak

Manora
Lukisan Manora, 1837

Dalam bahasa Biak kalajengking (scorpion) disebut Manora. Manora memiliki racun yang bisa mematikan sebab racun pada Manora menyerang saraf dan sel, sehingga Manora berbahaya jika menggit manusia. 

Dalam Kamus Belanda-Numfor (J. L. dan F. J. F. van Hasselt, 1947) disebutkan pula bahwa kalajengking disebut "manora" dan "romangwaim". Istilah "romangwaim" dalam dialek Numfor ini sama artinya dengan Romangwandi dalam dialek bahasa Biak. Dalam Kamus tersebut romangwaim diterjemahkan kedalam bahasa Belanda "sterrenbeeld" atau dalam bahasa Indonesia disebut rasi bintang (konstelasi). 

Istilah Manora ini tidak dipakai untuk menyebut kalajengking saja, tapi suku Biak menggunakan kata ini untuk menyebut sejenis tombak ikan yang terdiri dari dua mata tombak. Dalam bahasa Biak, dua mata tombak ini disebut wen risuru. Jadi, istilah kata Manora memaksudkan dua hal yaitu Kalajengking dan tombak bermata dua (kalawai). Di Papua bahkan ada sejenis ikan yang disebut ikan kalajengkin Papua (Scorpaenopsis papuensis) atau dalam bahasa Biak disebut Inof Karui.

Manora adalah sejenis hewan beruas dalam ordo Scorpiones. Menurut penelitian bahwa setidaknya ada 2000 jenis kalajengking. Spesies kalajengking dapat ditemui di tanah Papua dan secara umum diseluruh Indonesia. 

Sejumlah riteratur menulis tentang kehebatan racun kalajengkin. Yang dikatakan bahwa racun kalajengking memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker, dan penyakit lainnya. Namun, disisi lain belum diuji secara klinis. 

Post a Comment for "Kalajengking dalam Bahasa Biak"