Van Der Parra Sang Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang Fenomenal

   

Petrus Albertus van der Parra, (29 September 1714 – 28 Desember 1775) adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-29. Ia mulai menjabat di kursi empuk pada tahun 1761 – 1775. Ia menggantikan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda sebelumnya Jacob Mossel. Selama memerintah di Hindia-Belanda, ia sosok yang populer, banyak orang mengatakan bahwa dia Gubernur Hindia Belanda yang korup dan hidup mewah. 

Ketika hari pelantikannya, acara dibuat begitu mewah dan megah. Ini bisa terlihat dari pertunjukkan yang dibuat untuk menyambut hari pernikahan Ratu Yuliana dan Pangeran Carles pada tahun 1937. Dalam Pertunjukan di Hindia Belanda untuk memperingati kedua pasangan suami istri yang agung itu, dibuatlah "Pertoendjoekan Riwajat di Betawi". 

Dalam pertunjukkan tersebut mereka membuat pertunjukan tentang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Petrus Albertus van der Parra yang dikatakan banyak pengikutnya. 

Di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal van der Parra, Weltevreden dihiasi dengan segala kemewahan. Parra merupakan Gubernur Jenderal VOC yang suka dengan kemewahan dan kemegahan.

Terlihat pada foto di atas, ketika itu ada utusan dari Batam 

Sang Pembesar VOC ini suka dengan kemewahan dan kemegahan. Sayangnya, ia meninggal ketika masih menjabat sebagai seorang Gubenur-Jenderal. 

Meskipun dikalangan para pejabat VOC ia di cap korup, namun bagi banyak orang ia adalah tokoh yang turut andil dalam memberikan bantuan berupa Alkitab, pakaian, uang, maupun bantuan lain berupa pendidikan kepada anak-anak pendeta.  Ia juga turut berkontribusi dalam pembiyaan penerbitan Alkitab khususnya buku Mazmur dan Injil dalam bahasa Portugis. 

Rumah Mewah Van Der Parra, 1761-1775

Jacatraweg atau Jalan Jakarta kini bernama Jalan Pangeran Jayakarta. Tampaknya rumah mewah ini sekarang yang disebut "TOKOH MERAH". Pada era Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1704-1761), dia membangun rumah mewah di tikungan kali Ciliwung. Dia juga membangun kali Lio guna memudahkan sekoci-sekoci kecil mengangkut kebutuhan untuk pasar dan kota Batavia. 

Van der Parra merupakan gubernur yang pernah menulis surat tentang status Papua. Pada tahun 1761, sebuah laporan datang dari Tidore bahwa orang Inggris mendirikan Benteng Inggris di Salawati, Papua. Pada tahun yang sama, dari Ternate telah diketahui bahwa Kapal besar Inggris bertiang dua berada di Salawati, Waigeo dan Gebe.  Laporan ini segera ditindaklanjuti sampai pada telinga Van Der Parra. Sang Gubernur Jenderal memerintahkan untuk segera diselidiki rumor tersebut. 

Pulau Papua telah diselidiki sejak untuk mengetahui apakah ada sumber komoditi penting di sana atau tidak ada. Ini membuat para pemimpin VOC selalu ingin mencari tahu.