Ketika Perempuan Papua Tempo Dulu Mengenal Permainan Boneka - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ketika Perempuan Papua Tempo Dulu Mengenal Permainan Boneka

 


Potret anak perempuan Belanda bernama Nettie Metz dan teman-teman Papuanya di Doreri, Manokwari:  Ke empat temannya ini bernama Hildegard, Neeltje, Wilhelmina, dan Louise. Mereka berlima berpose bersama mainan boneka milik Nitti Metz tahun 1906. 


Gadis-gadis Papua di masa lalu sebelum masuknya bangsa Eropa, mereka memiliki permainan tradisional mereka sendiri. Menganyam bola daun, lompat tali, bermain dengan binatang, bermain pasir dan berbagai macam permainan tradisional lainnya. Meskipun, patung Korwar dibuat dengan berbagai macam bentuk dan ukuran yang bisa disebut boneka, tetapi patung Korwar tidak pernah dijadikan permainan anak-anak. Patung korwar dibuat hanya untuk mengenang leluhur dan menjadi jimat  pelindung.  

Awalnya, anak-anak perempuan Papua belum mengenal apa itu yang disebut "boneka". Namun, ketika kedatangan bangsa Eropa seperti bangsa Portugis, Spanyol, Belanda barulah perempuan-perempuan Papua mulai mengenal boneka khas kulit putih atau Boneka Eropa. Dan, boneka mulai lebih dikenal orang Papua ketika kehadiran orang Belanda di Papua.   

Kata boneka sebenarnya berasal dari kata boneca dalam bahasa Portugis. Bahasa Belanda menyebutnya "Pop". Bahasa Melayu kemudian menyerap kata "boneca" kedalam bahasa Melayu dan Indonesia. Kata boneka lebih populer digunakan dalam bahasa Melayu, terjemahan-terjemahan kamus bahasa Belanda mencatat kata "boneka" dalam bahasa Melayu. 

Boneka umumnya berbentuk manusia, dan hewan yang dijadikan permainan anak-anak. Sejarah boneka sebenarnya sudah sangat tua sebab pada zaman Mesir Kuno, Romawi, Yunani dan bangsa-bangsa Eropa sudah membuat boneka. Bahkan boneka juga digunakan sebagai fungsi ritual dan adat.  


Het penningsken, 1910, no. 4, 01-04-1910

Fungsi Boneka yang awalnya digunakan sebagai ritual mengalami perubahan pada abad 15 di Eropa dan lebih banyak dialihfungsikan sebagai permainan anak-anak. Sejak saat itu hingga abad ke-20, produksi boneka semakin meningkat dan beragam bentuknya. 

Post a Comment for "Ketika Perempuan Papua Tempo Dulu Mengenal Permainan Boneka"