Snap Mor Metode Tradisional Menangkap Ikan Orang Biak - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Snap Mor Metode Tradisional Menangkap Ikan Orang Biak

 

napmor
Sofer (Napmor) yang dilakukan tahun 1900-an. 


Teknik atau cara  tradisional menangkap ikan pada masa lampau sangat beraneka ragam. Mulai dari penggunaan alat penikam, pancing, pukat, racun ikan dan lainnya. Ada salah satu teknik zaman dulu yang digunakan orang Biak Numfor dalam menangkap ikan yaitu Nap Mor (Snap Mor). Apa itu Nap Mor? Snap mor adalah teknik menangkap ikan dengan cara menjebak ikan kedalam perangkap batu yang awalnya telah disusun, ditumpuk atau ditimbun membentuk lingkaran atau persegi dengan tinggi batu yang disesuaikan dengan pasang surut air. Setelah ikan terjebak kemudian orang-orang dengan bebas menangkap ikan yang terkurung/terjebak baik dalam pasir, batu, kolam-kolam kecil. Kata mor atau mamor dalam kamus bahasa Biak-Indonesia berarti timbunan batu. (Soeparno, 1977:3, 39)

Ada istilah lain yang digunakan seperti Sofer dan Aker tapi pada prinsipnya sama yaitu tumpukan, menimbun, atau menyusun batu melingkari atau mengelilingi suatu tempat (F.J. F. Van Hasslet, 1947:24). Belakangan cara paling sederhana dari Snap Mor ini ini mengalami perubahan yang signifikan. Kini, masyarakat hanya menggunakan jaring dengan ukuran panjang dengan memele tempat tertentu ketika air pasang sampai air surut (meti), kemudian orang akan menggunakan berbagai peralatan untuk menangkap ikan yang tersembunyi dalam batu, dalam pasir dan lumut. 

Umumnya masyarakat akan melakukan Nap Mor pada musim syor Wampasi. Ini adalah bulan dimana terjadinya meti besar (air laut surut atau kering di siang hari). Biasanya seseorang yang memiliki keahlian atau kecakapan dalam membaca bintang (ilmpu perbintangan) dan kondisi alam akan menentukan kapan dan dimana snap mor ini akan dilakukan. Orang yang memiliki keahlian ini disebut "Mamfakir" dia akan menghitung waktu yang cocok menurut penanggalan tradisional suku Biak.

Tradisi Snap Mor (Sofer, Aker) telah turun temurun dari leluhur kepada generasi-generasi berikutnya. Pada prosesnya ada beberapa tahap yang dilakukan namun secara umum yaitu: 

1. Merencanakan, menetukan kapan akan dilakukan Sofer (Aker, Nap Mor)

2. Menyiapkan perlatan penangkapan seperti jenis-jenis tali-tali tertentu dengan ukuran panjang atau jaring pukat.   

3. Ketika semua rencana sudah matang dengan berbagai perlengkapan, pelaksanaannya segera dijalankan yaitu dengan memasang tali/jaring untuk melindungi wilayah snap mor. Pada masa lampau menggunakan jenis-jenis tumbuahan atau tali hutan untuk membatasi areal snap mor. Penggunaan tali ini kebanyakan tidak lagi digunakan sebaliknya menggunakan jaring pukat ukuran panjang. Batu-batu yang dikumpulkan sebelumnya akan disusun atau ditumbuk membentuk lingkaran atau persegi empat pada tempat-tempat yang sudah ditentukan. Tujuan dari batu-batu ini adalah untuk menjebak ikan masuk ke dalam kolam buatan itu. 

Tradisi ini sampai sekarang masih dibikin di kampung-kampung di Biak, Supiori dan Numfor bahkan dalam even pariwisata seperti festival Munara Wampasi yang setiap tahun diselenggarakan pemerintah kabupaten Biak Numfor. Selain Nap Mor ada juga tradisi suku Biak dalam menangkap ikan pada malam hari seperti Kamambor, Kakuken, Pampam dan yang lainnya. 

Tradisi snap mor ini tidak hanya ada dalam tradisi suku Biak, namun terdapat juga di kepulauan Pasifik seperti di Fiji, Papua Nugini dan kepulauan Nusantara. Tradisi ini merupakan tradisi paling awal peradaban manusia dalam menangkap ikan secara tradisional.

SUMBER PUSTAKA: 

Artikel ini sepenuhnya disadur dari situs: Iktiologi Biak. Ada banyak artikel yang membahas secara spesifik tentang tradisi laut dan nama-nama ikan dalam bahasa Biak.

Post a Comment for "Snap Mor Metode Tradisional Menangkap Ikan Orang Biak"