Kain BO Bagian dari Tradisi Orang Maybrat - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kain BO Bagian dari Tradisi Orang Maybrat

suku Maybrat
Kain Bo, Aifat, Ayamaru, 1956

Jauh sebelum adanya perdagangan kain antara orang Papua (Ayamaru, Aitinyo, Aifat) dan para pedagang dari luar Papua. Orang Papua sudah membuat berbagai jenis kain, jenis-jenis kain terekam dalam bahasa lokal seperti bahasa Ayamaru, Aitinyo, dan Aifat. Namun, dengan masuknya kain dari luar Papua menyebabkan produksi lokalpun lambat laun menghilang dan tergantikan dengan produksi luar Papua. Meski begitu tradisi mahar dengan menggunakan kain masih tetap terpelihara hingga masa kini.  

"Di antara komoditas utama yang beredar di kalangan Moi sebagai mahar adalah kain tenun yang dikenal sebagai kain timur, 'kain oriental'. Kain-kain ini diberi sebutan "oriental" karena berasal dari Timor di kepulauan Nusa Tenggara Indonesia, demikian penjelasan yang diberikan oleh para informan selalu. Meskipun Timor juga mengacu pada beberapa pulau tetangga, tampaknya asal usul kain timur harus dikaitkan dengan distribusi geografis yang lebih luas". 

"Sumber-sumber sejarah dalam hal ini menyebutkan: Bali, Lombok, Sumbawa, Bima, Aru, Seram dan Goram - semuanya terletak di jalur perdagangan dari Jawa, melalui Maluku, ke Papua. Mengingat arah rute ini, Miedema (1984: 74) menduga bahwa predikat "oriental" lebih mengacu pada lokasi wilayah yang menjadi tujuan kanvas. Bagaimanapun, begitu mendarat di pantai selatan Vogelkop, kain timur ditukar dengan budak, burung cendrawasih, kulit kayu aromatik, dan hasil hutan lainnya." (Haenen, 1991: 21) 

"Benda yang paling dihargai menurut tradisi adat di kalangan masyarakat suku Mey Brat sampai sekarang adalah bo atau sering disebut "kain timur", yaitu lembaran kain tenunan tangan dari bahan katun dan sudah sangat tua umurnya. Bo dianggap sebagai harta kekayaan oleh Orang Mey Brat (juga suku-suku lain di wilayah Kabupaten Sorong) dan biasanya digunakan untuk mas kawin, membayar denda, membayar hutang nyawa, atau keperluan lain yang sangat penting menurut adat. Penduduk tidak tahu secara pasti dari mana asal sebenarnya lembaran kain tersebut dan tidak ada yang bisa mengingat sejak kapan benda itu mulai beredar dikalangan masyarakat. Adapun yang dapat diungkapkan penduduk mengenai benda itu hanyalah bahwa bo sudah merupakan warisan dari generasi sebelum mereka, dan generasi yang mewariskannya kepada mereka memperoleh benda-benda itu melalui perdagangan barter dengan orang-orang yang datang dari pantai." 

Suku Maybrat
Kain Bo, Aifat, Ayamaru, 1956

"Menurut John Erick Elmberg (seorang etnograf Swedia yang pernah beberapa tahun mengadakan penelitian orang Mey Brat dalam tahun 1960-an) kain macam itu sudah beredar di masyarakat Mey Brat sejak beberapa ratus tahun yang lalu dan kain-kain itu berasal dari Timor dibawa ke daerah Kepala Burung di Irian oleh pedagang-pedagang dari Maluku untuk dibarter dengan hasil-hasil hutan, terutama bulu burung cenderawasih. Adanya bo yang berasal dari Timor pada masyarakat Mey Brat merupakan bukti yang menunjukkan bahwa orang Mey Brat sejak ratusan tahun yang lalu sudah ada hubungan dengan dunia luar dan mendapat pengaruh yang memperkaya kebudayaan mereka. Selama beberapa generasi bo menjadi unsur sangat penting dalam adat orang Mey Brat dan memegang peranan besar dalam kehidupan ekonomi, sosial dan politik di kalangan masyarakat Mey Brat sendiri maupun dalam hubungan mereka dengan suku-suku lain di sekitarnya." 

Orang Maybrat mengenal beragam jenis kain dengan sebutan bahasa daerah mereka. Beberapa diantara jenis-jenis kain seperti "Wansafe, Bokek, Toba, Boirim, Serenta, Sarim, dan jenis kain lainnya.  

Post a Comment for "Kain BO Bagian dari Tradisi Orang Maybrat"