PERDAGANGAN REMPAH BUAH HENGGI PALA TEMPO DULU DI FAKFAK - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERDAGANGAN REMPAH BUAH HENGGI PALA TEMPO DULU DI FAKFAK


kapal pengangkut pala


Potret Kapal pengangkut Pala di Fakfak tahun 1962
(Palla prauw bij steiger Fakfak 1962)  
  
Foto by A.E.M.J. Pans

SEJARAH PALA FAKFAK

KOTA PALA julukan fenomenal bagi FAKFAK. Orang Papua Onin telah lama mengenal dunia perdagangan tradisional sampai masuknya para penjelajah Eropa di Papua, Onin semakin terkenal karena produk-produk berkualitas seperti pala, emas, budak, burung Cenderawasih dan komoditas lainnya. Semua produk unggulan Fakfak yang masih bertahan sampai sekarang ini adalah buah pala dan bunga fuli. Entah darimana Pala berasal, menurut penelitian bahwa buah pala di daratan Onin Fakfak merupakan pala endemik alias tumbuhan asli Fakfak yang hidup dan tumbuh subur di atas tanah Papua. Tak diragukan sebab nama pala sendiri dalam bahasa asli Fakfak disebut hanggi (henggi).

Menurut banyak penelitian bahwa buah pala mulai diperdagangkan di dunia setidaknya sejak masa berkuasanya Romawi. Pada abad ke-5 sampai abad ke-6, pala mulai diperdagangkan hingga abad ke-16 ketika bangsa Eropa memulai penjelajahannya. Namun, pala yang dimaksud disini adalah buah pala yang berasal dari pulau Banda berjenis Myristica fragrans. Secara taksonomi berbeda dengan pala Papua. 

Seorang penjelajah Belanda, Johannes Keyts yang mengunjungi Onin Fakfak pada 1678 menyebut bahwa ada dua pohon pala yang dilihatnya di sana. Kemudian, Captain William Dampier juga melihat pala di pulau Sabuda (Fakfak) pada 1699. Penjelajah Inggris Thomas Forrest juga menyebutkan bahwa pada 1775, orang-orang Rumberpon dan Wandamen mengumpulkan banyak buah pala. Henggi memiliki ciri-ciri bentuk lonjong atau disebut "pala panjang" atau "pala lelaki" dan lebih besar dari yang terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. 

Dalam bahasa ilmiah henggi dikelompokkan kedalam jenis Mytristica Argantea Warp (Papua Nutmeg). Pertama kali dinamakan oleh ahli botani Jerman, Dr. Warburg. Jenis buah Pala Fakfak berbeda dari jenis pala di pulau Banda, Maluku.  Konon, orang Maluku menyebutnya "pala Papua" yang menurut Dr. Warburg, buah Pala dari Fakfak ini diperdagangkan di kepulauan Melayu sampai di ekspor ke Eropa. 

MEMILIKI NILAI EKONOMIS 

Selain pala dan fuli, komoditi berharga lainnya yang berasal dari tanah Papua ini, mendatangkan keuntungan bagi banyak saudagar-saudagar China, Arab, India, Melayu, dan Eropa. Alhasil, banyak pedagang mulai berdatangan ke Fakfak. 

Pieter Bleeker yang mengamati perdagangan di kepulauan Maluku pada periode 1800-an, menulis bahwa, "Ternate sendiri belum memproduksi barang untuk ekspor. Produk-produk ini pertama kali diambil dari pulau-pulau sekitarnya, tetapi sebagian besar dari Kepulauan Papua dan Nieuw Guinea. Pala liar, kulit penyu, tripang, sarang burung walet, massooi, lilin, cangkang mutiara adalah barang-barang hewani utama"Reis door Minahasa en den Mokukschen, 1856. 


orang Papua di Banda Neira
Potret orang Papua di Banda Neira, oleh C. Dietrich 1875-1890 (rijksmuseum.nl) 


Dalam laporan yang sama, Pieter menyebutkan bahwa perdagangan pala ada di sepanjang pantai barat Neuw Guinea, yang mana ekspor tahunan bisa mencapai 2.000 pikol. Selain saudagar-saudagar asing yang datang ke Papua untuk membeli, orang Papua sendiri kerap membawa produk-produk mereka ke Maluku. Tampak pada foto 1800-an diatas, sekelompok orang Papua tengah berada di pulau Banda Neira yang merupakan bandar niaga perdagangan buah pala. Mungkin saja, sekelompok orang Papua ini, merupakan para pedagang pala yang berasal dari Onin-Fakfak.  

Tuan J. W. Van Hille menulis  dalam Reizen In West-Nieuw-Guinea, 1905-1907 bahwa orang Onin Fakfak memanen apa yang disebut mereka "Pala Barat" yakni pala yang paling besar dan terbaik, kemudian ada lagi yang disebut "hènggi hèpma" dan yang satu lagi disebut "Sairera" yang berarti kacang hangat yang akan dipanen pada bulan April. Pengetahuan lokal tentang tumbuhan pala ini mengukuhkan bahwa masyarakat Fakfak mengenal karakter dan ciri khas tumbuhan tersebut. 

Pengaruh besar dari perdagangan rempah-rempah di Papua ini membuat terjadi perubahan-perubahan besar terhadap masyarakat Papua. Sampai saat ini sebagian masyarakat di kabupaten Fakfak, Papua Barat masih menjual hasil dari buah pala.  

1 comment for "PERDAGANGAN REMPAH BUAH HENGGI PALA TEMPO DULU DI FAKFAK"

Ronald November 28, 2023 at 12:19 PM Delete Comment
Fasfas Ine ipyum kaku