Mengenal Sapupi Rumsayor Tokoh Papua Tempo Dulu - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Sapupi Rumsayor Tokoh Papua Tempo Dulu

Hukum Sawo Sapupi Rumsayor, 1858


MENGENAL SAPUPI RUMSAYOR (1798-1880?)

Pernahkah Anda mendengar tentang Sapupi Rumsayor? Bagi mereka yang berasal dari Doreri Manokwari pasti tidak asing dengan sang tokoh Papua tempo dulu ini, kisahnya begitu menginspirasi. Jika Anda belum mengenalnya, artikel ini akan membahas secara singkat tentang sepak terjang Sapupi Rumsayor, sang tokoh Papua tempo doloe.  

Sapupi Rumsayor berasal suku Numfor Doreri (Biak). Nama "Sapupi" juga dilafalkan "Sapufi" atau "Sapopi" pada dasarnya pengertiannya sama. Kemungkinan Sapufi lahir sekitar tahun 1798 di Mansinam. Ia berasal dari keret Rumsayor. Rumasayor merupakan nama marga (fam) orang Numfor Doreri. Sapupi Rumsayor mendapat gelar "Hokum", "Sawo (sauh)", dan "Urbasa", yang mungkin dia dapatkan setelah melakukan pelayaran ke Tidore.  

Pada masa sebelum Sapupi, para moyangnya sudah sering melakukan pelayaran ke Tidore seperti Mamboki Rumsayor yang melakukan pelayaran berbahaya dan akhirnya bertemu Sultan Tidore. Sultan Tidore kemudian memberinya gelar Sawo (Kamma, 1981:74). Kemungkinan ini pada masa Sultan Saifuddin alias Jou Kota yang yang memerintah tahun  1657-1674.

Sapupi Rumsayor merupakan salah satu putra terbaik Papua di abad-19. Karena kecerdasannya ia dikenal tidak saja oleh rakyatnya tetapi juga oleh orang-orang Eropa yang sering berkunjung ke teluk Doreri, Manokwari. Bahkan pada waktu zendeling pertama Ottow dan Geissler masuk di Mansinam 05 Februari 1855, mereka sering bertemu Mansar Sapupi. 

SEBAGAI "MANBRI" PADA MASA MUDA

Pada masa mudanya, Sapupi Rumsayor mengenyam pendidikan tradisional di Rum Sram, dimana ia mempelajari berbagai hal tentang budaya dan adat istiadat orang Numfor Doreri. Memasuki usia remaja, ia mulai terjun dalam berbagai pelayaran hongi dan perdagangan tempo dulu ke berbagai tempat seperti Tidore, Ternate, Seram maupun tempat-tempat lain di luar tanah Papua. Karena sering melakukan berbagai pelayaran, ia banyak bertemu dengan para pedagang maupun kenalan-kenalannya disinilah dia mulai menguasai bahasa Melayu. 

Sapupi bahkan menguasai beberapa bahasa di teluk Cenderawasih, seperti bahasa Wandamen, bahasa Ansus, bahasa Ambai, bahasa Waropen Kai, dsb. Ini tidak terlepas dari pergaulannya yang luas dan popularitasnya. Karena kepadaiannya, kisahnya pun ditulis oleh orang-orang Eropa pada tahun 1800-an, meski tidak banyak yang diungkapkan tentang dirinya. Di Mansinam ada dua kepala kampung yaitu Hukom dan Sengaji, disebutkan bahwa yang paling terkenal adalah Hukom Sapopi (Sapufi). 

"Seorang Hoekom, yang disebut Sapopi, adalah salah satu dari sedikit kepala suku di wilayah ini, yang tidak hanya memiliki otoritas tertentu atas penduduk negerinya, tetapi juga dihormati di tempat lain, bahkan di antara orang-orang di Teluk Wandamen. Kemahirannya dalam bahasa Melayu dan berbagai bahasa Papua yang digunakan di pesisir dan pulau-pulau Teluk Geelvink; kelicikan karakternya, dan keberanian pribadi, yang dia tunjukkan pada usia muda dalam perang dan penyerbuan, telah memberinya reputasi dan pengaruh, yang dia tahu bagaimana memanfaatkannya dengan baik, tetapi apa pun yang dia, menolak upah (bayaran, hadiah) untuk kepentingan Pemerintah Hindia Belanda, ketika mereka dipanggil".Tulis H.D.A. van der Goes dalam Nieuw Guinea, ethnographisch en natuurkundig onderzocht en beschreven in 1858, 1862, hlm. 146. 

Dalam berbagai kunjungan dan ekspedisi pemerintah Belanda ke Papua, sering dia dipakai sebagai "urbasa" (juru bicara), dalam menyampaikan berbagai hal kepada penduduk pesisir tanah Papua.  Tahun 1872, kunjungan residen Belanda ke beberapa wilayah di pesisir utara Papua, Sapupi ikut dalam ekspedisi tersebut sebagai juru bicara. 

MENDUKUNG ANAK-ANAK DORERI PAPUA MENGENYAM PENDIDIKAN DASAR

Ada hal lain lagi yang menarik dari seorang Sapupi, yakni mendukung dalam pendidikan. Waktu sekolah pertama di Mansinam di buka oleh Zendeling Ottow dan Geissler tahun 1857, Mansar Sapupi juga ikut membawa anak-anak ke sekolah, tidak seperti para orang tua lainnya, Sapupi merasa bahwa pendidikan diperlukan bagi anak-anak pada masa itu. 

Dukungan moril dari Mansar Sapupi Rumsayor, membuahkan hasil sebab anak-anak yang awalnya sedikit bisa bertambah sampai tujuh orang. Awalnya bahkan tidak ada anak yang ke sekolah sama sekali.  Panutan yang luar biasa dari mansar Sapupi. 

Selain Sapupi ada juga seorang tokoh yaitu Korano Rumfabe dimana kedua tokoh ini ikut membantu Misionaris Ottow dan Geissler. Tampaknya, Sapupi Rumsayor karena banyak bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat Papua lainnya maupun dengan para pejabat-pejabat pemerintah Belanda pada masa itu, membuatnya menyadari bahwa ada dampak positif dan manfaat jangka panjang dari pendidikan. 

Inilah sekelumit kisah sang tokoh Papua tempo dulu, Sapupi Rumsayor, yang terkenal tidak hanya sebatas masyarakat Doreri. Ia dikenal disepanjang pesisir teluk Cenderawasih, karena pergaulannya yang luas, dia juga mempelajari bahasa dan budaya suku lain. 

Rekam jejak tertulis melestarikan tokoh Papua yang tidak banyak dikenal pada masa kini. 


Note: Di Mansinam, ada juga Sapufi dari keret Rumadas dengan gelar Sengadji (Sanadi). Sengaji Sapufi Rumadas merupakan salah satu tokoh yang dicatat pula oleh para zendeling. 

3 comments for "Mengenal Sapupi Rumsayor Tokoh Papua Tempo Dulu "

Manfasramdi March 26, 2022 at 6:19 PM Delete Comment
Kalau sumber fotonya dari buku H.D.A. van der Goes, Nieuw Guinea, ethnographisch en natuurkundig onderzocht en beschreven in 1858, 1862. Belum pasti juga apakah ini fotonya Sapupi atau bukan, karena dalam foto itu tidak ditulis keterangan fotonya. Tapi, dalam catatan buku tersebut, Sapupi diceritakan sebagai salah satu tokoh hebat jadi ada kemungkinan bahwa itu fotonya Sapupi.

Ada yang mengatakan juga bahwa itu fotonya Keruni Rumander, hanya sampai saat ini Penulis belum menemukan dokumen yang menjelaskan bahwa itu Korano Mayor Rumander.
Unknown April 5, 2022 at 4:46 PM Delete Comment
Baik terimakasih banyak atas informasinya, ijin bertanya lagi, kira" utk mendapatkan buku tsb, bisa di dapatkan dimna??? Karna kami keluarga sangat ingin menggali LBH banyak informasi tntang moyang kami,krna sampai hari ini cerita tentang moyang kami hanya kami dengar melalui cerita turun temurun dari org tua kami, mungkin dgn adanya buku tsb bisa sangat membantu kami keluarga utk mengetahui Lebih banyak lagi tentang moyang kami
Manfasramdi June 16, 2022 at 6:18 PM Delete Comment
Terima kasih Saudara sudah mampir di blog saya dan bertanya tentang Apus sapupi. Buku tentang Apus Sapupi ada saya simpan beberapa referensi tentangnya. Bisa kirimkan alamat email atau nomor kontak agar saya kirimkan.