KISAH ABAD KE-16: Para Manbri Kepulauan Padaido dan Pelaut Spanyol Saling Menyerang - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH ABAD KE-16: Para Manbri Kepulauan Padaido dan Pelaut Spanyol Saling Menyerang

Ortis de Retes

YNIGO ORTIZ DE RETEZ SANG NAVIGATOR ASAL SPANYOL ABAD KE-16


MASYARAKAT Padaido berabad-abad lamanya telah menduduki gugusan pulau-pulau Padaido, Biak Timur. Kisah tertulis bangsa Eropa abad ke-16, menceritakan tentang pertemuan penduduk kepulauan Padaido dan pelaut bangsa Spanyol. Sejak dahulu, orang-orang Padaido telah dikenal sebagai bajak laut yang berbahaya di perairan Biak-Numfor bahkan sampai di teluk Saireri. Migrasi orang Padaido ke wilayah-wilayah Saireri, telah ada sejak lama.     

Pada abad ke-16, sejarah mencatat bahwa terjadi sebuah peristiwa di perairan Padaido antara pelaut Spanyol dan pelaut Padaido. Dimana para Manbri dari kepulauan Padaido ini sangat agresif menyerang pelaut Spanyol. Bagaimana awal kisahnya? Mari kita telusuri. 

Pelaut dan penjelajah Spanyol bernama Íñigo Ortiz de Retes bersama dengan pasukan Spanyol berlayar menggunakan kapal San Juan de Letran, dari Tidore Maluku pada 16 Mei 1545. Perjalanan panjang itu, mereka akhirnya tiba di perairan Papua, dan melewati sebagian besar pantai utara Papua. Bersama dengan kru kapal dan seorang kapten kapal bernama Gaspar rico. Memasuki tanggal 15 Juni 1545, tampak di depan mata pulau yang disebut La Sevillana dan La Gallega termasuk yang disebut Martires. Nama-nama ini merujuk kepulauan Biak-Numfor dan kepulauan Padaido. Keesokan harinya, pada 16 Juni 1545, mereka memasuki perairan kepulauan Padaido. 

Pasti kegembiaraan meliputi wajah mereka, karena bisa melihat gugusan kepulauan Padaido yang indah permai. Namun, kebahagiaan itu hilang sesaat. Apa yang terjadi dengan mereka?


Kapal Spanyol

Ilustrasi kapal San Juan 


ORANG SPANYOL DI SERANG 

Menurut catatan Escalante berdasarkan buku harian Ortiz, sewaktu berada digugusan kepulauan Padaido, orang Papua dari kepulauan Padaido lebih dari ”23 perahu” mendekati kapal San Juan. Perahu yang dimaksud Escalante ini tidak lain adalah perahu Waimansusu dan perahu Wairon.  Orang-orang Padaido dari kaum laki-laki, mengejar dan mencoba menembak Retes dan pasukannya dengan ratusan anak panah. Serangan frontal ini pasti membuat pucat para pelaut Spanyol. Manbri-manbri Byak ini menyerang dengan trategi "Yar Samfar" yakni mengelilingi musuh dengan membuat bentuk lingkaran yang kemudian menyerang dari berbagai arah. 

Ketimbang bertahan dengan serangan bertubi-tubi, De Retes bersama pelaut Spanyol membalas dengan tembakan meriam Spanyol yang menggunakan bubuk mesiu. Pada masa itu, meriam merupakan teknologi canggih yang digunakan oleh bangsa-bangsa besar, seperti armada bangsa Spanyol sendiri mereka menggunakan dan mengenal lebih dari 12 jenis meriam.

Pembalasan ini, membuahkan hasil dan bisa mengusir manbri-manbri Padaido itu. Pelaut-pelaut pemberani Spanyol mereka selamat dari maut. Untung saja mereka menggunakan meriam, seandainya tidak ada meriam pada saat itu, kemungkinan mereka akan dijarah dan dijadikan budak atau bahkan menjadi umpan ikan di laut. Merekapun melanjutkan perjalanan pelayaran mereka, hingga melewati pulau La Ballena tanggal 17-18 Juni 1545. "la Ballena" merujuk pada pulau Kurudu-Kayupuri. 


Peta Jalur Pelayaran Pelaut Spanyol Ortiz de Retes tahun 1545
(Sumber: Artikel bahasa Spanyol La Exploracion Del Oceano Pacifico)

peta spanyol ke papua


Memasuki tanggal 20 Juni 1545, Pelaut-pelaut tangguh dari Spanyol ini memasuki daratan tanah Papua dan melihat penduduk Papua mirip dengan penduduk Guinea, Afrika Barat. Sehingga Ortiz de Retes, menamai pulau itu "Nueva Guinea" (Guinea Baru), yang dialibahasakan dalam bahasa Belanda "Niuew Guinea". 

Sejarah abad ke-16 ini, menunjukkan bahwa pada masa lalu terjadi kontak antara orang Papua dan orang Eropa. Sejak abad ke-16 sampai memasuki abad ke-19, banyak sekali laporan-laporan tentang kehidupan orang Papua yang dikisahkan baik melalui cerita tutur maupun catatan tertulis bangsa Eropa. Orang Padaido sudah dikenal bangsa luar sejak lama, bahkan pulau itu juga dijuluki dengan nama "pulau penghianat" oleh bangsa Eropa. Sebab Manbri-manbri mereka dikenal kejam dan berbahaya dan tak mau berkompromi. 

Note: Pelaut Spanyol Ortiz de Retes, disebut juga dengan nama-nama ini: Ynigo Ortiz de Retez, Inigo Ortiz de Retez, Ortiz de Retez, Ignatius Ortez de Rotha, Igo Ortiz de Retez

Post a Comment for "KISAH ABAD KE-16: Para Manbri Kepulauan Padaido dan Pelaut Spanyol Saling Menyerang"