CATATAN PERJALANAN: Misionaris Ottow & Geissler Tiba di Mansinam - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CATATAN PERJALANAN: Misionaris Ottow & Geissler Tiba di Mansinam


Johann Gottlob Geissler
dan Carl Wilhelmn Ottow, dua misionaris ternama di tanah Papua. Kedatangan kedua penginjil tersebut identik dengan tanggal, 05 Februari 1855, yang setiap tahunnya di rayakan di pulau Mananswari atau yang umumnya dikenal sebagai pulau Mansinam. Dokumen sejarah mengenai kedua misionaris tersebut cukup banyak mencatat tentang kisah mereka di tanah Papua, khususnya di tanah orang Doreri Manokwari. 

Perjalanan menuju tanah orang Papua, bukanlah hal yang mudah, sebab mereka awalnya sama sekali tidak mengetahui tentang tempat yang akan mereka datangi tersebut. Pasti banyak hal menghantui pikiran mereka berdua, namun tekad yang bulat tidak menghalangi keinginan mereka.

MEMULAI PERJALANAN MENUJU TANAH DORERI PAPUA

J. G. Geissler dan rekannya C. W. Ottow memulai perjalanan dengan menggunakan sekunar "Ternate" pada tanggal 12 Januari 1855, dari Ternate menuju Niuew-Guinea (sebutan orang Belanda pada masa itu). Atas permintaan Residen Ternate kepada Sultan Tidore yaitu Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah yang naik tahta tahun 1821 (sampai tahun 1856). Sang Sultan memberi surat jalan (nota konsinyasi). Dalam surat kabar Soerabaiasch Handelsblad, 30 Januari 1880, disebutkan bahwa "Atas permintaan Residen Ternate, Sultan Tidore memberi kami nota konsinyasi. Seorang pelayan Sultan, yang sedang dalam perjalanan ke Nugini dengan kapal yang sama, pada saat kedatangan kami, 5 Februari 1855, membacakan isinya kepada penduduk, di antaranya beberapa kepala suku cukup memahami bahasa Melayu". "Kesediaan dan kerjasama dari pihak Residen dibutuhkan oleh kedua penginjil ini, karena hanya dengan perantaraannya bisa didapat surat jalan dari Sultan Tidore. Untuk memperoleh surat jalan itu, Residen telah mengadakan percakapan pribadi dengan Sultan. Karena yang terakhir ini seorang Islam yang saleh, maka Residen menyangka bahwa Sultan tentu tidak akan menyukai adanya dua orang zendeling Kristen di Irian Barat. Ia mengemukakan seolah-olah kedua orang muda tersebut, yaitu Ottow dan Geissler, adalah ahli-ahli penyelidikan alam". (Kamma, 1981:51)

Kemungkinan Residen Ternate waktu itu adalah W.C.F. Goldman? Namun siapakah "pelayan Sultan" ini? Kemungkinan dia adalah pangeran Muhammad Alting(?) yang ikut bersama mengantar kedua Misionaris tersebut. Catatan diatas tampaknya mengkonfirmasi cerita lisan masyarakat pulau Doom (Sorong) bahwa Ottow dan Geissler di antar pangeran Alting dan transit di Sorong Doom.

Protret tahun 1867
sumber: KITLV
Ket. Foto : Di sebelah kiri penguasa Tidore dan di sebelah kanan, mungkin calon Sultan Ahmad Fathuddin II Tidore (1867-1892), putra dan mantan sekretaris Sultan Ahmad Syaifuddin Alting I (1857-1865)

Nakhoda sekunar Ternate yang membawa Ottow dan Geissler bernama Constantyn. Seorang guru di Ternate juga bahkan mengijinkan anaknya Frits Wekker (1843)?, yang pada waktu itu berumur 12 tahun menemani kedua Misionaris. Pada pertengahan April 1855, Geissler ke Ternate karena mengalami sakit. Pada 10 Februari 1856, Geissler yang sudah cukup pulih dari sakitnya kembali dari Ternate dengan membawa lima orang tukang kayu yakni David Keyzer (djumati) dan teman-temannya.

PERBEDAAN TANGGAL KEDATANGAN

Dalam catatan Utrechtse Zendingsvereeniging (Utrecht), 1870. Hal. 116, dokumen tersebut menjelaskan bahwa kedua Misionaris tersebut tiba pada tanggal 02 Februari 1855. Jika keduanya tiba tanggal 02 Februari maka hari perjalanan mereka cuma 22 hari. Tanggal 02 Febuari dalam kalender tahun 1855 jatuh pada hari Jumat. Berikut kutipan dalam bahasa Belanda dari buku Utrechtse Zendingsvereeniging. 

“Den 30en Mei kwamen zij op Ternate , dat zij den 12en Januarij 1855 weder verlieten , om met een kustvaarder, die ook den naam Ternate roerde, naar N.-Guinea over te steken. Hier zetteden zij den 2en Februarij voet aan wal. Eerst landden zij op het eiland Mansinam , waar eene oude loods , uit vroeger dagen overgebleven , hun voorloopig tot verblijf zou strekken. Maar noch het drink water, noch de grondgesteldheid behaagden hun. Zij staken dus naar Doreh over, en besloten hier hun huis te bouwen.”

Namun, dari berbagai literatur dari beberapa bahasa bahwa masuknya kedua misionaris tersebut.  Buku-buku seperti di bawah ini menyebut tanggal 05 Februari 1855: 

1. Feuille Religiesuse Du Canton De Vaud, terbit 1879, hal. 307. Par. 2 (bahasa Prancis); 

2. Evangelisches Missions Magazin, terbit 1861, hal. 279. (bahasa Jerman);  

3. J. L. van Hasselt, Gedenkboek van een vijf-en-twintigjarig zendelingsleven op Nieuw Guinea, terbit 1888, hal. 65, Par. 1. (bahasa Belanda).  

4. A. Haga, Nederlandsch Nieuw Guinea en De Papoesche Eilanden, Historische bijdrage, terbit 1884. Hal. 106, Par. 1. (bahasa Belanda)

Ke empat buku di atas serta buku-buku terbitan lainnya banyak mencatat bahwa kedatangan kedua Misionaris tersebut tiba pada tanggal 05 Februari 1855. Dr. Kamma juga mengutip dari sumber-sumber catatan tua di atas dan menulis dalam bukunya Ajaib di Mata Kita, Jilid 1, 1981 dimana perjalanan kedua Misionaris di mulai pada tanggal 12 Januari 1855 selama 25 hari perjalanan, tiba 05 Februari 1855. Geissler menulis ”Betapa besarnya rasa sukacita kami, waktu pada akhirnya tanah tujuan terlihat. Hari Minggu pagi jam 6—yaitu hari Minggu Zending—sauh dibuang di labuhan Dore (yaitu Mansinam K.)”. Kedua misionaris ini menanamkan dasar pendidikan formal kepada orang Papua (Doreri) di kala itu. Sejarah kedua orang Misionari ini menjadi catatan penting dalam kehidupan orang Papua.

Post a Comment for " CATATAN PERJALANAN: Misionaris Ottow & Geissler Tiba di Mansinam"