PEROMPAK BAJAK LAUT PAPUA SAMPAI DI PERAIRAN JAWA - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PEROMPAK BAJAK LAUT PAPUA SAMPAI DI PERAIRAN JAWA

bajak laut papua
Lukisan orang Papua Doreri di atas perahu, tahun 1835



BAJAK LAUT DARI PAPUA

Kepulauan Nusantara, merupakan wilayah maritim yang amat luas, perairan nusantara sejak zaman dahulu, merupakan wilayah yang saling terhubung oleh para pelaut-pelaut legendaris yang bergerak dalam berbagai aspek baik perdagangan, ekenomi, politik, sosial dan budaya. Aksi-aksi heroik para perompak dari bergai etnis, bahasa, kelompok suku yang datang dari berbagai wilayah nusantara bergerak dengan masing-masing misi mereka, yang tak luput dari penggunaan teknologi tradisional yaitu perahu. 

Di bagian Timur matahari terbit, sosok yang ditakuti juga muncul dalam kurun waktu abad ke-16 sampai pada abab ke-19 sebagai perompak dari Papua. Konon, bajak laut dari Papua juga menjadi ancaman bagi suku-suku lain di Nusantara. Ada banyak sekali faktor yang membuat mereka harus terjun dalam dunia pembajakan dan perompakan. Lautan menjadi lalu lintas utama pelayaran mereka, aktifitas-aktifitas perompakan yang dilakukan sangat berbahaya. 

Berbagai sumber literasi abad ke-18 sampai abad ke-19 dalam bahasa Belanda, bahasa Prancis, bahasa Jerman,  Inggris maupun cerita tutur masyarakat lokal orang Papua pesisir juga menjelaskan tentang eksistensi para bajak laut  Papua di zaman dulu bahwa memang benar adanya, aksi-aksi heroik perompakan mereka. 

Dengan berbagai kepentingan, mereka memilih menjadi bajak laut untuk mendapatkan hal-hal yang bernilai pada masa itu. Keanggunan harta orang-orang Tiongkok, orang Barat akan peralatan canggih membuat mereka terpesona dan ingin menukar dengan apa yang mereka miliki. Dalam cerita tutur pelayaran orang Biak Numfor misalnya, pelayaran orang Papua sudah ada sejak abad ke-12 sampai di pulau Timor, Bali dan Jawa sayangnya tidak ada bukti tertulis untuk mendukung narasi cerita tutur tersebut. 

DARIMANA BAJAK PAPUA BERASAL? 

Pada masa VOC, jejak perompak Papua ini terekam. Orang Belanda menyebut mereka dengan sebutan Papuasche Zeeroovers yang berarti Bajak Laut dari Papua. Bajak laut Papua ini berasal dari orang Papua yang hidup di pesisir kepala burung. Seperti Bajak Laut dari Raja Ampat, bajak laut Fakfak bahkan juga suku-suku yang berasal pesisir pantai teluk Cenderawasih. Misalnya, sebut saja orang Yapen-Waropen, orang Wandamen, orang Biak-Numfor yang juga terkenal sebagai bajak laut dari Papua yang memiliki basis di beberapa wilayah di pesisir tanah Papua. 

Salah satu contoh kasus seperti seorang pelaut dan pedagang Eropa yang bernama Antony Adriaans Multum, ia ditangkap dan diperbudak oleh orang Rumbati selama empat tahun di Fakfak sejak tahun 1652, sampai akhirnya kembali ke Banda tahun 1656. Compeni melihat bahwa perompak Papua ini, harus ditertipkan karena bisa menjadi ancaman wilayah teritorial VOC, terutama masalah perdagangan. Dalam perjanjian tertulis pihak VOC dan Sultan Tidore. Pada 1667, VOC meminta Sultan Saifuddin alias Jou Kota (1657-1674) untuk menahan bajak laut Papua, dan mereka tidak boleh berlayar tanpa izin khusus dari kompeni. Periode tahun 1600-an sampai memasuki awal 1800-an, terdengar bunyi triton para bajak laut Papua ini.  

Kisah nyata mengenai bajak laut Papua yang sampai ke perairan Jawa, itu terjadi pada abad ke-19. Ada apa dengan para bajak laut Papua ini? Apa tujuan mereka pergi kesana? Nah, untuk menjawabnya, mari kita bahas sedikit salah satu catatan dari gubernur Hindia Belanda yang ke-53 yang memerintah dari tahun 1866-1872 di Jawa.   

APA MOTIF DI BALIK PENYERANGAN PEROMPAK PAPUA INI? 

Pieter Mijer, bajak laut papua
Pieter Mijer, Gubernur Hindia Belanda,
Sumber: Wikipedia

Tidak banyak data primer tentang bajak laut Papua di laut Jawa, khususnya di atas tahun 1800-an. Satu-satunya sumber yang menulis tentang bajak laut Papua pada abad  ke-19 di laut Jawa adalah catatan dari seorang gubernur Hindia Belanda Pieter Mijer (1812-1881). Dalam bukunya dia menulis, "Tidak kalah menguntungkan adalah hasil dari upaya yang dilakukan, terutama pada tahun 1824, untuk mengamankan perdagangan dan pantai pulau Jawa dan Madura dari para perompak. Pada bulan Juni tahun itu, 70 kapal perampok Papua muncul di sekitar Banyuwangi, satu skuadron kecil angkatan laut kolonial, dan kemunculan Komet Z. M. Corvette Comet dengan cepat mengejar mereka sebelum mereka melakukan aksi perampokan. Kapal Circe dengan cepat merebut kembali, di utara Madura, sebuah kapal yang penuh dengan garam dari beberapa perampok, yang dengan demikian dikembalikan kepada pemiliknya. Kemudian, di Panarukan dan di Cirebon, perahu-perahu perampok muncul, tetapi dikejar dan diusir oleh kapal-kapal angkatan laut kolonial."Kronyk van Nederlandsch Indië loopende van af 1816 (-1826),  tahun 1840, hlm. 137. 

Dalam catatannya diatas Pieter menulis bahwa pada bulan Juni 1824, di perairan Banyuwangi dan Madura muncul 70 kapal yang disebut kapal perampok Papua. Aksi perompakan mereka yang nekat tersebut di gagalkan oleh skuadron kecil angkatan laut kolonial dan kemunculan HM Corvette Comet, ini membuat mereka menghilang, sebelum mereka sempat melakukan beberapa perampokan. 

Catatan Pieter Mijer ini, dikutip juga oleh Dr. Kamma bahwa “Orang-orang Irian bekerja di kapal-kapal orang Tidore sebagai pendayung. Pelayaran terjauh yang mereka lakukan, yang kita ketahui dari data-data resmi, terjadi dalam tahun 1824.” (Kamma, 1981:62) 

Aksi keberanian mereka sebagai perompak di laut menjadi ancaman serius bagi pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan dengan meningkatnya perompakan, aktifitas dan jalur perdagangan di kala itu, menjadi terganggu. Catatan singkat ini, menjadi bukti bahwa di masa lalu orang Papua pernah melakukan perompakan sampai di perairan Jawa dan sekitarnya.  

Post a Comment for " PEROMPAK BAJAK LAUT PAPUA SAMPAI DI PERAIRAN JAWA"