MANANWIR: SEBUAH GELAR PIMPINAN ADAT ORANG BIAK - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MANANWIR: SEBUAH GELAR PIMPINAN ADAT ORANG BIAK

Mananwir merupakan gelar kepemimpinan (kepala) orang Biak Numfor yang telah eksis sejak lama. Gelar ini telah tercatat dalam literatur-literatur bahasa Belanda abad ke-19. Dan sampai saat ini, gelar tersebut kerap dipakai dalam lingkungan keret (marga), mnu (kampung), dan sup fyor dan bar, mun (wilayah). Setiap kampung maupun marga (clan) memiliki Mananwir.

APA ITU MANANWIR?

Mananwir adalah pimpinan atau kepala pada suatu pemerintahan tradisional kampung atau pada keret (clan) dimana kriteria seorang Mananwir harus berasal dari kalangan Manseren atau Suprimankun. Suatu kampung biasanya di kepalai oleh “Mananir Menu” atau yang disebut juga “Manseren Menu”. Seperti penjelasan dari buku Monografi Dareah Irian Jaya (1980) bahwa kriteria untuk menjadi Mananwir Mnu adalah: Memiliki kemampuan mengorganisasi, rajin, berani, menguasai kegiatan-kegiatan ritual, dan mampu memberi inspirasi kepada pengikut-pengikutnya.

Kriteria diatas kadang tidak selamanya dimiliki oleh keret Supmanggun sehingga kepemimpinan Mananwir Mnu ini bisa jatuh kepada seseorang yang memiliki kualifikasi diatas meskipun berasal dari keret bukan Supmankun atau kalangan keret Manseren pada suatu kampung.

Dalam literatur tentang budaya dan bahasa Biak dapat ditemukan bentuk lain dari Mananwir seperti Mananur dan Mananir. Manakah bentuk makna yang benar dari ke tiga gelar ini? Baik Mananwir, Mananir dan Mananur memiliki bentuk pengertian yang sama.

Buku-buku bahasa Belanda dan Melayu tahun 1800-1900-an, menulis dan menggunakan bentuk “Mananir”.  Secara harfiah kata Mananir berasal dari kata Man: orang, pria, laki-laki dan Nir (Nwir):nama. Jadi, Mananir secara etimologi berarti orang  ternama; orang yang memiliki nama besar, orang terkenal dalam sebuah komunitas kampugnya. 

Post a Comment for "MANANWIR: SEBUAH GELAR PIMPINAN ADAT ORANG BIAK"