PERTEMUAN ACHILLE RAFFRAY DAN MASYARAKAT KAMPUNG SOWEK - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERTEMUAN ACHILLE RAFFRAY DAN MASYARAKAT KAMPUNG SOWEK

 

orang Sowek
Potret Raffray, 1867, (Archives de la Société entomologique de Francepedia)


TAHUN 1876-1877: Achille Marie Jacques Raffray

SEORANG pengelana, ahli zoologi, ahli entomologi asal Prancis ini bernama Achille Marie Jacques Raffray (1844-1923). Raffray mengunjungi dan mencatat beberapa perincian atas pertemuannya dengan orang-orang Biak. Salah satu kunjungannya ke pulau Biak tepatnya di kampung Sowek, Supiori. Ia mengoleksi benda budaya seperti patung Korwar (Karwar), Amfyanir yang sampai saat ini masih tersimpan di museum Eropa. 

Bagaimana kisah perjalanannya?

Sebelum ke pulau Biak, Raffray berada di Doreri, Manokwari. Untuk pergi ke Biak ia harus mencari seorang penerjemah baginya, agar mempermudah perjalanannya sekalian bisa melakukan kontak dengan masyarakat Biak.  Sayangnya, orang-orang di Doreri tidak mau menemaninya, ia pun mencari bantuan dari Sanadi Brouss di Mansinam. Pada 1 Juni 1876, mereka berangkat dari Mansinam dan tiba besoknya di pulau Numfor, tepatnya di kampung Manokwari (Serbin). 

Pada tahun 1876/1877, Raffray melanjutkan perjalanan lautnya ke pulau Biak-Supiori. Di Supiori ia pergi ke kampung Sowek melewati hutan lolaro dan tebing karang di teluk Odori yang permai. 

Awalnya mereka belum melihat kampung Sowek yang terhalang dengan pulau-pulau kecilnya. Mereka dikagetkan dengan dua perahu besar yang keluar dari kampung Sowek. Raffray segera bertemu mereka sambil menabuh genderang sebagai tanda atas niat baik mereka. Ketika itu, Raffray bertemu dengan Korano Sawor dan Sanadi Imbiri yang merupakan kepala yang memerintah di kampung Sowek. 

Dalam catatan perjalanannya, Raffray menjelaskan penampilan kedua pria Sowek tersebut. Umur kedua pria itu kira-kira 35 tahun, dan terlihat gagah. Mereka berdua mengenakan celana kain abu-abu. Korano Sawor memakai gaun katun biru Prancis bersulam merah. Sedangkan Sanadi Imbir mengenakan kebaya kuning dengan gambar warna-warni. 

Seorang penerjemah bernama Sanadi Brouss menawarkan sirih pinang, seperti kebiasaan orang Papua pada umumnya. Karena Sandi Brouss orang Mansinam sudah pasti ia menyapa mereka dengan bahasa Biak. Ia juga memberi mereka berdua hadiah dan setelah itu menjelaskan tujuan kunjungan tuan Raffray. 

Hadiah yang diberikan tidak lain adalah dua kain dan dua kalung manik-manik. Raffray mengamati perahu-perahu mereka dilengkapi dengan 12 pendayung bersenjatakan tombak, busur dan banyak anak panah berujung tulang.   Orang-orang Sowek mengantar Raffray dan krunya pergi ke kampung Sowek yang dibangun di atas air itu. 

Rumah di atas Air

kampung Sowek
Lukisan kampung Sowek karya Raffray, 1877
Raffray memberikan informasi dalam catatannya bahwa di kampung Sowek ada 30 rumah besar  dibangun dengan bentuk yang sama seperti yang ada di Teluk Doreri, Manokwari. Ini merupakan Rumah berjenis Rumsom atau yang disebut juga Rumbei. Rumah-rumah orang Sowek terbentang dari utara ke selatan, mengikuti garis yang sejajar dengan poros teluk kampung Sowek. Konstruksi arsitektur vernaculer Rumah orang Sowek ini tidak berubah sejak 800 tahun yang lalu. Sampai di tahun 2022, rumah-rumah di kampung Sowek  masih dibangun di atas air mengikuti urutan keret mereka masing-masing meski demikian model atap rumah tidak lagi bergaya Rumsom. 

Selain rumah masyarakat kampung Sowek, Raffray juga melaporkan tentang lima rumah kayu dimana yang tinggal di dalamnya adalah para pemuda. Pada bagian sisi keempat sudut rumah di hiasai dengan pahatan karwar.  Selain itu, ada ratusan perahu baik perahu ukuran kecil sampai perahu ukuran besar yang bisa menampung 20 orang. Populasi penduduk pada tahun 1870an, Raffyar menulis bahwa ada sekitar 1000 orang di kampung Sowek. Penjelajah Perancis ini begitu terkagum-kagum melihat kampung Sowek dimana penduduk mereka berani dan tegas. 

Dalam catatan Belanda abad ke-19, De Clerq menulis setidaknya ada sekitar 12 keret di kampung Sowek, Supiori ketika mengunjungi kampung Sowek pada pertengahan tahun 1800-an. Keret-keret terdiri dari Keret: 1.  Imbiri, 2. Kawer, 3. Mnufandu (Menufandu/Manufandu), 4. Makbon, 5. Mandosir, 6. Rumbekwan, 7. Rumkabu, 8. Mansawan, 9. Sawor, 10. Wambrauw, 11. Bransuki, 12. Kurni. Masih ada beberapa keret yang tidak dimasukan de Clerq dalam catatannya misalnya keret Fainsenem, Arwakon, Sawen, Sarawan, Kawer, dan Kafiar. Perlunya pendalaman sejarah untuk menelusurinya lebih dalam untuk mengetahui asal muasal sejarah keret di kampung tersebut. 

Post a Comment for "PERTEMUAN ACHILLE RAFFRAY DAN MASYARAKAT KAMPUNG SOWEK "