PELAYARAN DAN PERDAGANGAN ORANG BIAK TEMPO DULU - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PELAYARAN DAN PERDAGANGAN ORANG BIAK TEMPO DULU

orang biak

SEPERTI orang Papua lainnya, suku Biak merupakan salah suku di tanah Papua yang memiliki keterampilan atau skill dalam mengarungi lautan. Konon, kisah pelayaran mereka sampai ke tempat-tempat jauh. Di wilayah tanah Papua sendiri komunitas orang Biak terdapat di kepulauan Yapen Waropen, Kepulauan Raja Ampat, Manokwari, Sausapor, Sorong, Yapen, dan beberapa tempat bahkan sampai di Maluku. 

Agar bisa menjadi pelaut yang tangguh ada banyak hal yang harus dipelajari dan dikuasai mulai dari pembuatan perahu bercadik, menguasai ilmu perbintangan dan mempelajari letak-letak wilayah persinggahan, serta memiliki relasi dagang (manibob) di tempat-tempat persinggahaan mereka. Ini penting sebab tanpa ilmu-ilmu tersebut, mereka tak bisa melakukan perjalanan laut. Menurut beberapa rujukan histori bahwa orang Biak telah melakukan pelayaran setidaknya sekitar abad ke-8 sampai abad ke-19. 

Pada 1832-1854 terlihat pada data tabel dibawah ini, dimana perdagangan barang-barang (komoditi) berharga di Ternate seperti Kulit Penyu, Tripang, Cenderawasih, kayu Masoi, dan barang dagangan lainya sangat menguntungkan. Pulau Papua mengekspor begitu banyak komoditi penting di pelabuhan kota Ternate. Suku Biak juga ikut andil dalam perdagangan ini. Setelah melakukan pelayaran mereka akan kembali dengan berbagai barang-barang mewah dan bernilai ekonomis seperti membawa pulang porselin Cina, Senjata mesiu, kain, dan berbagai jenis barang berharga.  

orang biak
Data perdagangan sejak 1832-1854 di Ternate


KOMODITI APA SAJA YANG DIPERDAGANGKAN ORANG BIAK?

Perdagangan orang Biak Numfor tidak hanya terbatas pada wilayah Papua saja, melainkan sampai keluar Papua.  Kampung-kampung pesisir di tanah Papua seperti kampung-kampung di Raja Ampat, Sorong, Manokwari, Yapen, Waropen, Wandamen orang Biak melakukan barter dengan suku-suku lain. Berbagai macam komoditi atau barang diperdagangkan/disediakan oleh orang Biak Numfor misalnya seperti: 

1. Berbagai jenis burung: Cenderawasih (Manbefor, Manbesak), Kakatua (Aweko, Manwaref), Nuri (Manyouri), Mambruk, Kasuari (Manswar), dan burung lainnya. 
2. Ambergris yang mereka sebut anbar 
3. Pala (Sangkawa, Samgawa), kulit kayu masoi (aikor)
4. Alat-alat besi tempaan: Mankarwa, Parang (sumber), Pisau (Inoi), Tombak penikam (Bome, Sanda, Mansanda, Mkaden, Yafen, kalawai, dsb), 
5. Gelang Samfar, gelang Sarak, gelang Arwam, Kasyumis (akar bahar)
6. Teripang (pimam), lola, dll
7. Kulit penyu (wawmis bey),  dan berbagai jenis produk perhiasan
8. Produk makanan dan minuman lokal seperti sagu, keladi, petatas, ikan kering, daging binatang, minum kelapa (swansrai), kacang (abrui), dsb
9. Damar (Kessi)
10. Budak (women)
11. Berbagai jenis tikar anyaman, wadah-wadah tanah liat, tempat perabot rumah tangga, dan masih banyak lagi yang tidak disebutkan. 

Orang Biak Numfor bersama dengan pelaut-pelaut dari suku-suku Papua lainnya membuka akses bagi dunia luar untuk datang berdagang di kepualuan Papua. Banyak sekali kisah-kisah pelayaran orang Papua baik yang dicatat dalam buku maupun cerita lisan turun temurun yang sering kita dengar dalam cerita tutur. 

Post a Comment for "PELAYARAN DAN PERDAGANGAN ORANG BIAK TEMPO DULU"