MUASAL UNGKAPAN "PACE MACE" - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MUASAL UNGKAPAN "PACE MACE"

 



Manuskrip tahun 1700 -an dalam bahasa Belanda, terdapat sebutan "Paatje" dan "Maatje"  


UNGKAPAN PACE, MACE sering diucapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, ini merupakan ungkapan dalam bahasa Melayu Papua yang berkembang di tanah Papua. Dalam bahasa Melayu Papua (MP), kedua kata ini diartikan sebagai Bapa (ayah) dan Mama (Ibu), juga menyebutkan laki-laki (pria) dan perempuan (wanita), suami dan istri, dan merupakan panggilan keakraban. Di sisi lain, kata itu juga digunakan untuk mereka yang berpacaran.  Nah, mungkin selama ini kita bertanya-tanya darimanakah ungkapan Pace dan Mace? Apakah itu serapan dari salah satu bahasa daerah di Papua? Ataukah kedua kata itu berasal dari bahasa Melayu-Indonesia?.

Nah, artikel ini akan membahas sedikit tentang muasal kedua kata tersebut! Tentu ini menarik secara linguistik namun juga mengandung nilai histori di dalamnya. Sapaan Mace dan Pace memang sangat familiar di tanah Papua.

Istilah “Pace” dan “Mace” tidak ditemukan dalam bahasa-bahasa daerah di tanah Papua dan tidak ditemukan pula dalam berbagai kamus bahasa daerah Papua. Itu berarti kedua ungkapan tersebut berasal dari luar Papua, alias bahasa asing. Kalau begitu darimana? Ada referensi tertulis yang membantu kita untuk mengetahui jejak kedua kata ini.  Kata Pace sebenarnya berasal dari bahasa Belanda tempo dulu yaitu “Paatje” yang artinya adalah “Ayah, Bapa”. Begitu juga kata Mace berasal dari kata “Maatje” yang artinya “Ibu, Mama”, ini adalah ungkapan atau panggilan sayang orang Belanda antara suami istri maupun panggilan anak kepada ayah atau ibunya.

Banyak karya sastra berbahasa Belanda abad ke-18 dan 19 menulis ungkapan-ungkapan tersebut. Misalnya, buku  karya Ijsbrand Vincent, berjudul Loon Naar Werk Kluchtspel, 1709,  memuat kata “Paatje” yang berarti  ayah. Ada juga tulisan dari Elisabeth Wolff, Agatha Deken,  tahun 1782 berjudul Economische Liedjes, hlm. 85 memuat kata “mamaatje” dan “papaatje” yang disingkat atau dipendekan menjadi “Paatje” dan “Maatje”.

Buku Beknopte Nederlandsche Spraakkunst (Tata Bahasa Belanda Ringkas), karya Pieter Jacob Cosijn,  1880 hal. 24 menjelaskan bahwa “In de verkleinwoordjes op tje verdubbelt men de a der voorafgaande open lettergreep: paatje, maatje, papaatje, Naatje, laatje enz". Cosijn menjelaskan tentang bentuk diminutif dari panggilan paatje dan maatje dimana bentuk diminutif ini dipakai sebagai nama kecil atau nama panggilan sayang, baik antara suami istri maupun anak kepada orang tua. 

Sumber: P. Molenbroek,  Handleiding Bij Het Onderwijs In De Moedertaal Op De Lagere Scholen in Nederland, Volume 2, 1873.

Ketika orang Belanda menduduki wilayah-wilayah Nusantara, bahasa mereka juga ikut berkembang dan mempengaruhi bahasa setempat. Ini terlihat jelas dalam bahasa Melayu dan Indonesia yang kita gunakan sekarang banyak terdapat serapan-serapan bahasa Belanda di dalamnya. Di Maluku dan Papua terdapat banyak kosa kata bahasa Belanda yang diserap dalam bahasa Melayu Maluku dan Melayu Papua. Mengenai ungkapan Pace dan Mace dijelaskan oleh Mohamad Roem  (1972) yang menulis bahwa ungkapan “Paatje dan Maatje dipakai djuga dibeberapa kalangan diluar Indonesia”. Selain itu, ia menyebutkan juga penggunaan istilah “Ouwe Heer”. Beberapa kata-kata ini merupakan bahasa Belanda.

Darimanakah orang Papua mengenal istilah Pace-Mace? Kemungkinan mereka dengar secara langsung dari orang Belanda, para guru-guru dari Maluku tempo dulu, maupun mungkin melalui pedagang-pedagang dari luar Papua?. Penulis mencoba bertanya kepada beberapa orang tua kelahiran 1920-an, 1940-1950-an, mereka mengatakan itu istilah-istilah yang berasal  dari Ambon (Maluku). Dan ada yang mengatakan bahwa itu ungkapan untuk suami istri. Jadi, kalau ada seorang pemuda yang memanggil seorang wanita dengan sebutan Mace. Biasanya akan keluar kalimat dari orang lain “Itu kopu istri kah? Jadi ko panggil Mace!”.  

Pada perkembangannya, istilah-istilah demikian mengalami pergeseran makna misalnya dalam Melayu Papua istilah Pace, Mace digunakan dalam pergaulan antara teman atau kenalan. Ini juga ditemukan dalam berbagai papan iklan, informasi, spanduk, pengumuman, acara-acara tv, lagu-lagu khas Melayu Papua dan tersebar media digital.

Post a Comment for "MUASAL UNGKAPAN "PACE MACE""