MUASAL UNGKAPAN "PACE MACE"
UNGKAPAN PACE, MACE sering diucapkan dalam
kehidupan kita sehari-hari, ini merupakan ungkapan dalam bahasa Melayu Papua yang berkembang di tanah Papua. Dalam bahasa
Melayu Papua (MP), kedua kata ini diartikan sebagai Bapa (ayah) dan Mama (Ibu),
juga menyebutkan laki-laki (pria) dan perempuan (wanita), suami dan istri, dan
merupakan panggilan keakraban. Di sisi lain, kata itu juga digunakan untuk
mereka yang berpacaran. Nah, mungkin
selama ini kita bertanya-tanya darimanakah ungkapan Pace dan Mace? Apakah itu
serapan dari salah satu bahasa daerah di Papua? Ataukah kedua kata itu berasal
dari bahasa Melayu-Indonesia?.
Nah,
artikel ini akan membahas sedikit tentang muasal kedua kata tersebut! Tentu ini
menarik secara linguistik namun juga mengandung nilai histori di dalamnya.
Sapaan Mace dan Pace memang sangat familiar di tanah Papua.
Istilah
“Pace” dan “Mace” tidak ditemukan dalam bahasa-bahasa daerah di tanah Papua dan
tidak ditemukan pula dalam berbagai kamus bahasa daerah Papua. Itu berarti
kedua ungkapan tersebut berasal dari luar Papua, alias bahasa asing. Kalau begitu darimana? Ada
referensi tertulis yang membantu kita untuk mengetahui jejak kedua kata
ini. Kata Pace sebenarnya berasal dari bahasa Belanda tempo dulu yaitu “Paatje” yang artinya adalah “Ayah,
Bapa”. Begitu juga kata Mace berasal
dari kata “Maatje” yang artinya “Ibu, Mama”, ini adalah
ungkapan atau panggilan sayang orang Belanda antara suami istri maupun
panggilan anak kepada ayah atau ibunya.
Banyak karya sastra berbahasa Belanda abad ke-18 dan 19 menulis ungkapan-ungkapan tersebut. Misalnya, buku karya Ijsbrand Vincent, berjudul Loon Naar Werk Kluchtspel, 1709, memuat kata “Paatje” yang berarti ayah. Ada juga tulisan dari Elisabeth Wolff, Agatha Deken, tahun 1782 berjudul Economische Liedjes, hlm. 85 memuat kata “mamaatje” dan “papaatje” yang disingkat atau dipendekan menjadi “Paatje” dan “Maatje”.
Buku Beknopte Nederlandsche Spraakkunst (Tata Bahasa Belanda Ringkas), karya Pieter Jacob Cosijn, 1880 hal. 24 menjelaskan bahwa “In de verkleinwoordjes op tje verdubbelt men de a der voorafgaande open lettergreep: paatje, maatje, papaatje, Naatje, laatje enz". Cosijn menjelaskan tentang bentuk diminutif dari panggilan paatje dan maatje dimana bentuk diminutif ini dipakai sebagai nama kecil atau nama panggilan sayang, baik antara suami istri maupun anak kepada orang tua.
Sumber: P. Molenbroek, Handleiding Bij Het Onderwijs In De Moedertaal Op De Lagere Scholen in Nederland, Volume 2, 1873. |
Ketika
orang Belanda menduduki wilayah-wilayah Nusantara, bahasa mereka juga ikut
berkembang dan mempengaruhi bahasa setempat. Ini terlihat jelas dalam bahasa
Melayu dan Indonesia yang kita gunakan sekarang banyak terdapat serapan-serapan
bahasa Belanda di dalamnya. Di Maluku dan Papua terdapat banyak kosa kata bahasa
Belanda yang diserap dalam bahasa Melayu Maluku dan Melayu Papua. Mengenai
ungkapan Pace dan Mace dijelaskan oleh Mohamad
Roem (1972) yang menulis bahwa
ungkapan “Paatje dan Maatje dipakai djuga dibeberapa kalangan diluar
Indonesia”. Selain itu, ia menyebutkan juga penggunaan istilah “Ouwe Heer”. Beberapa
kata-kata ini merupakan bahasa Belanda.
Darimanakah
orang Papua mengenal istilah Pace-Mace? Kemungkinan mereka dengar secara langsung
dari orang Belanda, para guru-guru dari Maluku tempo dulu, maupun mungkin
melalui pedagang-pedagang dari luar Papua?. Penulis mencoba bertanya kepada
beberapa orang tua kelahiran 1920-an, 1940-1950-an, mereka mengatakan itu
istilah-istilah yang berasal dari Ambon
(Maluku). Dan ada yang mengatakan bahwa itu ungkapan untuk suami istri. Jadi,
kalau ada seorang pemuda yang memanggil seorang wanita dengan sebutan Mace.
Biasanya akan keluar kalimat dari orang lain “Itu kopu istri kah? Jadi ko
panggil Mace!”.
Pada
perkembangannya, istilah-istilah demikian mengalami pergeseran makna misalnya
dalam Melayu Papua istilah Pace, Mace
digunakan dalam pergaulan antara teman atau kenalan. Ini juga ditemukan dalam
berbagai papan iklan, informasi, spanduk, pengumuman, acara-acara tv, lagu-lagu
khas Melayu Papua dan tersebar media digital.
Post a Comment for "MUASAL UNGKAPAN "PACE MACE""