APAKAH NAMA PAPUA BERKAITAN ERAT DENGAN BAHASA BIAK? - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

APAKAH NAMA PAPUA BERKAITAN ERAT DENGAN BAHASA BIAK?

    

Peta tahun 1589 (Abraham Ortelius)

Peta pulau Papua buatan pelaut Spanyol tahun 1589, oleh Abraham Ortelius  (1527–1598) dalam  Theatrum Orbis Terrarum merupakan salah satu peta tua pulau Papua. Dalam peta ini menggunakan nama "Nova Guinea" berdasarkan nama dari pelaut Spanyol 1545. 

SEJARAH ASAL MUASAL NAMA PAPUA

NAMA “PAPUA” memang patut mendapat tempat yang layak dalam sejarah ilmu pengetahuan sejarah di tanah Papua, mengingat kebesaran nama ini begitu membahana. Nama merupakan sebuah identitas suatu wilayah, tanah, negeri bahkan menunjukkan ciri dan kebudayaan beberapa suku bangsa yang hidup dalam suatu pulau atau wilayah. Artinya mengetahui asal usul sebuah nama merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Sayangnya, tidak semua orang bahkan orang Papua sendiri belum mengetahui asal usul nama Papua. Dapat dimaklumi mengingat selama ini tidak banyak catatan yang membahas arti dibalik nama tersebut selain itu ada banyak versi asal muasal nama Papua sehingga masih menjadi tanda tanya sampai hari ini. Kali ini, saya ingin membahas sedikit nama Papua dan kaitannya dengan bahasa Biak.

Penjelajah Portugis bernama Antonio de Abreu yang menyinggahi pulau Seram pada 1512. Dan ketika mencapai pulau Waigeo ia menyebut nama itu dengan nama Ilhas dos Papuas ("Pulau Orang Papua") Abreu mendengar nama Papua dari orang-orang Maluku dan migran Papua di Maluku. Itu berarti nama tersebut sudah ada jauh sebelum abad ke-16 atau sebelum masuknya bangsa Eropa di Maluku dan Papua. 

Pada bulan Juni 1528, beberapa pelaut tangguh dari Spanyol dan Portugis berlayar hingga di tanah Papua.  Alvaro de Saavedra, Macias del Poyo, Simon de Brito, Fernando Romero serta 30 pendayung mencapai salah satu pulau ‘orang Papua’ yang dinamakan "Isla del Oro" yang dianggap sebagai pulau Supiori dan Biak sekarang. 

Jadi, ketika bangsa Portugis dan Spanyol masuk pada periode tahun 1500-an nama Papua sudah ada dan sering di pakai oleh penduduk pesisir tanah Papua maupun para pedagang Melayu dan Maluku. Sehingga dalam berbagai catatan para pelaut Eropa sejak 1500-1800-an nama Papua sering ditulis dengan bentuk-bentuk penulisan bahasa yang berbeda-beda seperti “Papua”, “Papoia” “Papuas”, “Papoewa”, “Papou”, “Papuwa”, “Papoes” dan berbagai bentuk penulisan lainnya.  


Manuskrip Bartolome, 1609, memuat nama Papua
Seorang Penyair Spanyol bernama Bartolomé Leonardo de Argensola (1562 – 1631), dalam bukunya Conquista de las Islas Malucas al rey Felipe III, menulis tentang pulau nama pulau Papua. Dalam catatannya tahun 1609, ia menggunakan nama Papua. Terdapat beberapa versi asal muasal nama Papua, yang bahkan dicatat dalam tahun 1800-an. 

Beberapa penulis Eropa seperti William Marsden (1812) menulis bahwa Papua berasal dari bahasa Melayu. Catatannya ini pun dikutip oleh beberapa penulis seperti Walter Hamilton (1828), G. Windsor Earl, J.R. Logan (1849, 1850), Crawfurd (1852), Edwin Adams (1856), Henry George Bohn (1861) dan penulis lainnya. Namun, tidak ada penjelasan yang mendetail tentang arti nama Papua tersebut bahwa itu dari bahasa Melayu tua. William Marsden tidak memberikan argumen maupun perincian spesifik tentang nama tersebut sehingga dasar bahwa nama Papua berasal dari bahasa Melayu sangatlah bias. Ada juga nama Papua dikatakan berasal dari bahasa Tidore yang diartikan dalam beberapa versi misalnya papo ua (tidak ada bapa), negeri yang jauh, dan diartikan juga menjadi budak.

NAMA PAPUA TERKAIT BAHASA BIAK

Persebaran suku bangsa Biak di pesisir tanah Papua dapat kita temukan jejak-jejak mereka di beberapa wilayah tanah Papua di sepanjang pantai utara Papua seperti di wilayah teluk Saireri, Doreri sampai kepulauan Raja Ampat, Onin Fakfak bahkan sampai kepulauan Maluku. Data-data tertulis tahun 1600-1800-an menggunakan istilah Papua untuk merujuk kepada bahasa dan suku bangsa Biak yang mencakup persebaran orang Biak di pesisir tanah Papua pada masa lalu.  Nama Papua ini jauh digunakan sebelum masuknya bangsa Eropa pada abad ke-16. Pelayaran orang Biak ke wilayah Raja Ampat dalam cerita turun temurun sekitar 1200-1700-an, dan mungkin nama Sup Ibabwa sudah digunakan pada masa itu. Meskipun tidak ada sumber data tertulis mengkonfirmasi hal ini, tapi setidaknya ada sumber tertulis tentang perdagangan tempo dulu yang bisa menjadi acuan untuk menghubungkan periode waktunya. 


Kosa kata bahasa Biak dialek Betew, 1818

Seorang penjelajah Prancis bernama Dumont Urville ketika mengunjungi Doreri, Manokwari pada tahun 1827, bersama rekan-rekan ekspedisinya sempat mencatat beberapa hal tentang masyarakat setempat. Di sana orang Biak-Doreri menyebut bahwa mereka adalah orang Papua.  Dan pada tahun 1818, M. Gaimard mencatat beberapa daftar kosa kata  bahasa Biak yang dicatat di Doreri (Manokwari) dan di Waigeo (Raja Ampat) dalam daftar kata itu ada nama “Papou” yang artinya dalam bahasa Biak-Raja Ampat artinya sama yaitu “Papoua”. (Dumont d’Urville, 1833:154)


Dan tampaknya cocok dengan apa yang dikemukkan oleh J. L. & F. J. F. Van Hasselt (1947) dan Kamma (1954). Dalam kamus “Noemfoorsch Woordenboek (Kamus Bahasa Numfor”, 1947) disebutkan bahwa orang Biak di pulau Biak Supiori mengatakan bahwa ‘mereka orang Papua’ sedangkan orang Numfor menyebut mereka ‘kawasa ori sar (orang dari terbitnya matahari)’. Frasa Sup I babwa dan Sup Ori Sar sebenarnya kedua bentuk ini memiliki makna yang sepandan.

Identitas asal muasal nama “Papua” mendapat banyak perhatian dari banyak penjelajah hingga sejarawan Eropa abad ke-16 hingga abad ke-20. Mereka berupaya untuk menelusuri berbagai hal tentang nama Papua dan darimanakah asal usul nama tersebut. Manuskrip-manuskrip abad ke-16 dan 17 menyimpan nama itu bertahun-tahun lamanya. 

Terre Des Papous, 1662 (Nicolas Sanson)




Seorang Antropog dan Sejarawan Dr. F. C. Kamma (1954) mengaitkan arti nama itu dengan bahasa Biak. Kamma menjelaskan bahwa nama "Papua" berasal dari frasa bahasa Biak yaitu 'Sup I babwa' atau Sup Ori Sar yang artinya tanah di bawah Matahari (tanah matahari terbit). Dalam pelafalan orang Biak Betew di kepulauan Raja Ampat mereka menyebutnya dengan dialek mereka menjadi 'Sup I Papwa' (tup mowi ibapwa). Fonem "b" berubah menjadi fonem "p".  Perubahan fonem "b" bisa berubah menjadi fonem "w" dan "p" hal ini sering ditemukan dalam fonologi bahasa Biak. Contoh salah satu marga di Biak; marga "Rumase-b" bisa berubah menjadi "Rumase-p", atau "Rumase-w/Rumase-uw". Ini adalah salah satu contoh kecil tentang perubahan fonem dalam bahasa Biak.

F. J. F. Van Hasselt, F. C. Kamma, dan J. H. F. Sollewijn Gelpke yakin bahwa kemungkinan besar nama Papua berasal dari bahasa Biak. Dalam tulisannya ia menulis kesimpulannya, "Etimologi tentatif Kamma yang menurut asal Papua Biak (Sup i) Papwa (tanah) di bawah, dari matahari terbenam) sesuai dengan semua bukti yang tersedia. Tampaknya memberikan jawaban yang benar untuk sebuah pertanyaan yang terus mengkhawatirkan saya sejak saya pertama kali mengajukannya kepada atasan saya pada saat kedatangan di Papua pada tahun 1945". (J. H. F. Sollewijn Gelpke, 1992:330)

Arti nama Papua memang menjadi sebuah misteri untuk terus digali sebagai pengetahuan sejarah Papua. Namun, melalui penelusuran sejarah setidaknya kita bisa mendapat gambaran tentang sejarah masa lalu Papua. 

1 comment for "APAKAH NAMA PAPUA BERKAITAN ERAT DENGAN BAHASA BIAK?"

Anonymous March 16, 2023 at 2:34 PM Delete Comment
Bukan Papa ua itu artinya tiada bapak dan ini salah, aslinya Papo ua (jadi papoea di bhs Belanda) artinya tempat yang jauh (jadi ''tidak bergandengan'' dengan tidore)

Sumber dari Tidore:http://maritimnews.com/2017/12/menggali-sejarah-papua-dari-tidore/amp/
Sumber dari disertasi Tony V.M. Wanggai https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7292/1/Toni%20Victor%20M.%20Wanggai_Rekonstruksi%20Sejarah%20Umat%20Islam%20di%20Tanah%20Papua.pdf