Papoesche Roovers dari Pulau Misool - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Papoesche Roovers dari Pulau Misool

    

perahu Korakora orang Misool
Perahu Korakora Misool


Eksistensi bajak laut Papua dari pulau Misool ini sebenarnya telah ada sejak abad ke-15 hingga abad ke-17. Kisah-kisah legenda maupun kisah tertulis telah mengokohkan eksistensi orang Misool di masa lampau. Buku cerita Raja Ampat: Mitos, Legenda dan Kepahlawanan karya Ayu Arman, mengisahkan cerita legenda kepahlawanan dari dua kerajaan di sana yakni kerajaan Misool dan Kerajaan Waigama, yang memantapkan benteng pertahanan mereka di perairan laut Misool dan sekitarnya dari gangguan para penyamun dan perompak dengan masing-masing "kekuatan tempur sebanyak "500-600 orang" dari dua kerajaan. 

Tidak hanya sekedar cerita tutur, catatan tertulis pun menulis tentang orang Misool. Para cendekiawan Portugis, Spanyol, Belanda menoreh berbagai karya mereka tentang orang Papua yang satu ini.  Secara kelompok bajak laut dari pulau Misool mendapat tempat tersendiri dalam memori dan catatan VOC Belanda. Lembaran-lembaran sejarah berbahasa Belanda dengan jelas menulis "Papoesche Roovers van Misool" secara spesifik merujuk kepada Bajak Laut Papua yang berasal dari pulau Misool, Papua. 

Pelayaran dan perompakan mereka pertama kali dicatat oleh tangan sejarawan Belanda pada 1610, dimana orang Misool melakukan perompakan di Seram dan koloni mereka juga ada di pulau Seram. Kemampuan berperang mereka di laut maupun komoditi berharga di pulau itu membuat Raja-Raja Maluku menginginkan untuk menguasai pulau tersebut dan bekerja sama melalui perdagangan, politik dan berbagai aspek lainnya.  Ini bisa terlihat ketika tahun 1660, Raja Bacan Mahmud as-Salam (1660 – 1706) mengklaim bahwa Misool dibawah pengaruhnya, dipihak lain Tidore dan Ternate juga mengklaim Misool di bawah mereka. Maka, di tahun itu dibuat penentuan wilayah antara tiga kerajaan ternama Ternate, Tidore dan Bacan. 

Pada 27 Oktober 1673, Bajak Laut dari Misool ini pernah melakukan perompakan di laut Sulawesi dan Goram yang terdiri dari 100 perahu korakora yang dibagi menjadi dua kelompok pengayau. Pada 4 November 1676 dilaporkan juga Misool menyerang wilayah Onin atas perintah Sultan Tidore, Sultan Hamzah Fahruddin (1674-1705), meskipun tidak ada kejelasan tentang penyerangan tersebut, mengingat Misool dan Onin adalah mitra dagang. 

Dalam laporan Pieter Arend Leupe, orang-orang di kepulauan Raja Ampat seperti Misool, Salawati, Batanta, Waigeo, dikenal "kejam, perampok, dan pembunuh. Senjata mereka adalah busur dan anak panah, perisai dan pedang, juga lembing". (Leupe, 1875:194)

Suatu ketika, di tahun 1696 putra Kapitein Laut Misool bernama Besye pergi bersama Raja Bacan kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate untuk meminta sebuah "passcedel" mungkin semacam surat izin ketika melakukan perompakan di beberapa pulau di Papua. Namun, permintaannya ini ditolak Kompeni, orang-orang Misool tidak diizinkan melakukan pembajakan kepada siapapun dan dalam situasi apapun. Dan jika mereka melakukannya mereka akan mendapat hukuman dari kompeni. Demi menjaga misi dagang dan kedamaian wilayah timur Hindia Belanda, kompeni memproteksi pergerakan bajak laut khususnya para bajak laut Papua. 

buku pulau Misol
Buku tentang Pulau Misool, 1914
Orang Papua dari Misool tidak hanya dikenal sebagai bajak laut, mereka juga menjalankan perdagangan di wilayah Raja Ampat dan di kepulauan Maluku seperti Ternate, Tidore, Banda, Seram, dan beberapa pulau lainnya. 

Sedikit catatan tentang orang Papua Misool ini, menjadi gambaran bagaimana kehidupan orang Papua di wilayah kepala burung pada masa lampau terlukiskan dalam berbagai legenda, mitos, dan kisah tertulis.

Sebuah buku karya F. Van Peski, 1914 menceritakan juga tentang legenda di pulau Misool dan perjalanannya pada tahun 1900-an di sana. Ada banyak sekali kisah-kisah epik dari pulau Misool, pulau yang menyimpan banyak kisah histori. 

Post a Comment for "Papoesche Roovers dari Pulau Misool"