SEJARAH DAN JEJAK PERDAGANGAN EMAS DI PULAU PAPUA DARI MASA KE MASA - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SEJARAH DAN JEJAK PERDAGANGAN EMAS DI PULAU PAPUA DARI MASA KE MASA

 

sejarah emas di papua

SEJARAH PERDAGANGAN EMAS DI TANAH PAPUA

APAKAH perdagangan Emas di tanah Nieuw Guinea baru ada setelah berdirinya Freeport McMoran? Untuk mengetahuinya, mari kita melangkah ke masa silam untuk memulai eksplorasi tambang sejarah, sambil menyusuri tepian abad ke-20 untuk melihat apakah bumi Papua pada zaman dulu sudah ada jejak perdagangan logam mulia? 

Emas merupakan salah satu benda berharga atau komoditi yang nilainya sangat berharga pada masa lalu hingga masa kini. Emas masih tergolong benda berharga yang diperdagangkan dalam bursa komunitas  dunia. Dalam unsur kimia emas disimbolkan Au (Aurum dalam bahasa Latin)" dengan ciri-ciri mengkilap, kuning, berat, lembek, dan karakter lainya. Ada dua kategori emas yakni emas pada endapan primer dan emas plaser. Di tanah Papua dua kategori emas ini ada.

Suku-suku di tanah Papua telah mengenal emas dalam bahasa daerah mereka. Misalnya orang Biak menyebutnya Brawen, Brawendi, masyarakat Jazirah Onin menyebutnya Wendi. Keduanya memiliki nama yang sama yang merujuk pada gelang emas dimana pada masa lalu diproses atau dilebur secara tradisional.    

Jejak tentang perdagangan emas Papua tidak diketahui dengan pasti kapan komoditas ini mulai diperdagangkan, namun dalam beberapa catatan bahwa pada abad ke-9, emas dan kayu abnus menjadi salah satu komoditas yang diekspor ke pelabuhan India dan Sailan (Al-Haddad, 1995; M. Irfan Mahmud, 2014)    

Pada abad ke-16, sudah ada catatan mengenai emas di Papua. Bangsa Eropa pertama yang menyinggung tentang adanya emas di tanah Papua adalah Pelaut Portugis. Sumber tertulis menyingkapkan bahwa ada seorang Raja Papua yang memakai banyak emas. 

Seorang penjelajah Spanyol Alvaro de Saavedra Ceron (-d. 1529) melakukan pelayaran menggunakan kapal La Florida dan tiba di kepulauan Biak Supiori dan Yapen pada 24 Juni 1528. Di kepulauan Biak, mereka memetakan pulau "Islas de Oro" yang dalam bahasa Spanyol berarti Kepulauan Emas yang menurut beberapa sejarawan merujuk kepada kampung Korido di Supiori, Papua. 

Pada 1622, van Speult dalam surat tertanggal 09 September 1622 menulis kepada Coen bahwa Raja Tidore dulu mendapatkan emas dari orang Papua. Maka dari pihak VOC mereka akan mempertahankan ekspor emas itu, sebagaimana dalam kisah cerita Ambon diceritakan tentang emas Papua bahwa sudah ada hubungan perdagangan antara orang Tidore dan orang Papua. Sumber tertulis lain mengkonfirmasi bahwa pada tahun 1600-an, Sultan Ternate "menerima upeti emas, ambergris, dan burung Cendrawasih" dari tanah Papua. (Universal Geography, 1812:672)

Kemudian Gubernur Ternate Padtbrugge secara eksplisit meyakinkan pada 1679 bahwa orang Tidore telah menguasai Onin dari waktu ke waktu pada masa orang Spanyol, terutama untuk mendapatkan budak di sana, apa pun itu perampokan manusia. Akibatnya, terjadi pertempuran yang mengakibatkan armada Tidore sekitar delapan kora-kora harus mundur di sana. 

"Jelas bahwa Sultan Tidore tidak dapat memberikan pengaruh atas Onin di New Guinea, jika Kepulauan Papua bagian tengah tidak tunduk pada kekuasaan mereka, meskipun kami tidak mengetahui rincian lebih lanjut dalam hal ini, penaklukan tersebut harus di tempat yang sama. Periode itu terjadi, seperti juga terbukti dari fakta bahwa otoritas ini diakui secara universal di sana ketika Kompeni pertama kali mengirim armada ke pulau-pulau ini". (Van Der Aa, 1879:357)

Menurut beberapa sumber bahwa jazirah Onin merupakan salah satu wilayah penghasil emas di masa lalu, selain pala, budak dan komoditas lainnya.  

Pada 1737, adanya laporan rahasia bahwa di Raja Ampat terdapat tambang emas tradisional, yang mana seorang kepala di Salawati membocorkannya. 'Seorang Kimelaha yang gembira mulai membuat pernyataan rahasia kepada Gerrit Hendrik Duvel, dia menyarankan agar Kompeni mengirim kapal setiap tahun ke Salawati untuk menangani karet, kerang mutiara, ambergris, dan budak; katanya, emas juga ada di pedalaman, yang bagaimanapun selalu disimpan untuk Sultan Tidore.'

Penjelajah Inggris Thomas Forrest waktu mengunjungi Doreri Manokwari pada 1775, masyarakat Doreri sudah mengenal emas yang mereka sebut "brawen, bulowan", selain brawen mereka juga menyebut ganetra. Mereka memberi informasi kepada Forrest bahwa di bukit-bukit pegunungan sambil mereka menunjuk ke arah perbukitan bulowan dapat ditemukan di sana.  

Di Papua Nugini emas ditemukan pada bulan Mei 1878 oleh ekspedisi penambang emas dari Australia. Deposit bijih tembaga dan emas di PNG ini memulai babak baru produksi emas dan tembaga di bawah kekuatan bangsa Eropa. Sejak 1800 hingga awal 1900-an, produksi tambang dalam skala besar belum nampak, dan ini terlihat dalam tulisan W.C. Klein.   

"Ada kemungkinan bahwa dalam 10 tahun Noord Nieuw Guinea akan menunjukkan angka ekspor yang signifikan untuk minyak bumi atau emas atau keduanya. Jika kasus ini benar-benar terjadi, maka akan membawa kemakmuran bagi sebagian penduduk Papua Nieuw Guinea."Tulis W.C. Klein dalam buku Economische gegevens betreffende Nederlandsch Nieuw Guinea, 1934, hlm. 39. 

Penambangan dan produksi emas di wilayah Nederlandsch-Nieuw Guinea pada masa awal 1900-an belum ada. Ini berbeda dengan produksi minyak, dimana tahun 1928 cadangan minyak di Sorong telah ditemukan, dan mulai beroperasi pada 1932-1935 yang dijalankan oleh Nederlandsch Nieuw-Guinea Petroleum Maatschappij  (NNGPM). 


sejarah emas papua
Eksport Coud (Emas) di tanah Nieuw-Guina sejak 1931-1932

Pada data tabel di atas sejak tahun 1932, Australisch Nieuw Guinea sudah menambang dan mengekspor emas. Sedangkan Nederlandsch-Nieuw Guinea (Hindia Belanda) belum mengekspor emas. Sekitar empat tahun kemudian sejak Australisch Nieuw Guinea melakukan ekspor pada 1932, eksplorasi tambang di wilayah Belanda pun dimulai pada 1936 oleh geolog Jean-Jacques Dozy bersama A.H. Colijn, F.J. Wissel menemukan Ertsberg setelah melakukan eksplorasi di gunung Jayawijaya. 

sejarah emas di papua
Jean-Jacques Dozy dan Rekanya, 1936

Pada 1960-1969, Freeport memulai explorasi tambang untuk mencari kembali Ertsberg yang dilakukan oleh Forbes Wilson dan Del Flint. Sejak tahun 1967-1979 penambangan baik kontrak karya dan produksi penambangan bijih logam mulia dilakukan. Sejak 1960-an sampai saat ini produksi Freeport-McMoran Amerika dan PT Freeport Indonesia di tanah Papua, masih terus dilakukan dan bukan saja emas, melainkan tembaga, maupun mineral lainnya.   

Di Papua Nugini, Bougainville Copper Ltd dan anak perusahaan Australian company Conzinc Rio Tinto Australia menambang pada 1969-1972, dimana tambang ini juga memicu konflik berkepanjangan selama 10 tahun yang akhirnya tambang di tutup pada 1989. 

Emas di tanah Papua telah disebut-sebut berabad-abad lamanya dan banyak yang menganggap itu hanya hayalan belaka dari para penjelajah. Emas menjadi rahasia umum yang di rahasiakan oleh para pedagang selama ratusan tahun. 

Kita bisa melihat bahwa dalam sejarah tanah Papua, pulau Papua merupakan tanah yang menghasilkan banyak sekali tambang baik itu logam mulia, minyak bumi bahkan hasil-hasil bumi lainnya. Rekam jejak emas di tanah Nieuw Guinea bukanlah sejarah baru. Fakta membuktikan bahwa harta karun di perut bumi Papua menjadi eksploitasi besar-besaran yang dikeruk manusia ratusan tahun. Ini memicu terjadinya gelombang migrasi bangsa-bangsa untuk mencari jejak emas Papua. 

Sungguh miris bahwa kandungan isi perut bumi dikeruk habis-habisan dan menjadikan konflik yang tak pernah berujung. Tangis, derita, dan duka terus menghantui tanah leluhur yang kaya akan tambang emas. Sejarah dan rekam jejak emas di Papua telah menunjukkan bahwa bumi Papua bukanlah tanah tanpa isi. Akankah emas Papua terus ada seperti salju abadi di puncak Carstensz? Biarlah waktu yang akan menjawab!

3 comments for "SEJARAH DAN JEJAK PERDAGANGAN EMAS DI PULAU PAPUA DARI MASA KE MASA"

Ian Rumbarar June 17, 2022 at 8:45 AM Delete Comment
Luar biasa informasinya,trims atas karya tulisnya
Ian Rumbarar June 17, 2022 at 8:46 AM Delete Comment
Sangat puas dgn uraian dan info yg paling penting
akurat papua.Com September 18, 2022 at 10:05 PM Delete Comment
Terima kasih untuk pencerahan sejarahny, terus berkarya semoga lancar selalu