KISAH DAN FILOSOFI IKAN INARAR DALAM CERITA RAKYAT BIAK - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH DAN FILOSOFI IKAN INARAR DALAM CERITA RAKYAT BIAK

  

ikan inarar
Inarar

KEHIDUPAN manusia selalu diwarnai dengan berbagai corak dan motif kehidupan. Tumbuhan, binatang, maupun berbagai hal yang dilihat manusia di dunia ini, kadang dijadikan metafora, perumpamaan, contoh, filosofi yang menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia untuk kehidupan sosialnya. 

Kehidupan orang Biak Numfor di masa lalu, selalu menggunakan bahasa kiasan, metafora, kata-kata bijak sebagai pembelajaran dalam memberikan nasihat maupun pesan moril kepada seseorang, entah tujuannya untuk mengajar, menegur, ataupun memberikan nasihat. 

Bahkan cerita-cerita rakyat menjadi bagian penting dalam kehidupan keret-keret atau marga orang Biak. Konon, pada Rumsram anak-anak diajarkan berbagai mitos, legenda, atau cerita rakyat untuk mendidik para remaja disana. 

Ada sebuah kisah tentang kehidupan orang Biak yang digambarkan seperti kisah ikan Inarar. Dalam bahasa sehari-hari Melayu Papua di Biak kita sering menyebutnya 'Ikan Pasir'.  Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang sangat terkenal dalam kebudayaan Biak Numfor, karena merupakan ikan yang mencetuskan suatu teori atau filosifi tentang kehidupan manusia. 

Suatu teori yang dicetuskan INARAR adalah bahwa "Ikan Yang Besar, Memakan Ikan Yang Kecil. Belakangan dikenal sebagai sebagai Filosofi Inarar. 

"FILOSOFI INARAR: IN BEBA SYA SAN IN KASUN SYA artinya Ikan Yang Besar Memakan Ikan Yang Kecil". 

Makna dalam ungkapan ini beragam namun salah satu maknanya adalah 'Orang Kuat menindas orang Lemah'.  Dimana ada kekuatan yang besar bisa dengan mudah menindas kekuatan yang kecil dari berbagai aspek kehidupan manusia. 

Dalam cerita legenda Inarar, pada suatu waktu semua jenis ikan di laut berkumpul untuk mengambil sebuah keputusan penting untuk bertahan hidup dari musim kelaparan yang sedang terjadi. Tujuan perkumpulan komunitas berbagai jenis ikan mulai dari yang besar sampai kecil adalah agar mereka tetap memperhankan eksistensi mereka sebagai masrayat ikan yang bisa bertahan hidup dari bencana kelaparan.

Keputusan yang dibuat pun tak kunjung usai, suasana rapat pun semakin tegang karena pendapat yang berbeda-beda dan sulit mencapai solusi. Akhirnya, Inarar muncul sebagai sosok yang meyakinkan ikan-ikan dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan penting diantara semua jenis ikan di lautan. Ada apa dengan kata-kata sang tokoh Inarar?

Acara rapat yang digelar secara besar-besaran itu suasananya menjadi hening, semua terdiam! Inarar mengambil tempat di depan banyak para peserta rapat. Semua telinga dan mata tertuju pada dirinya. Inarar kemudian mengemukakan jalan pikirannya, dia berkata, "Daripada tidak ada solusi dan kita saling tawar menawar, begini saja, saya putuskan bahwa mulai hari ini Ikan yang besar memakan Ikan yang kecil." 

Kata-kata Inarar ini kemudian mengubah kehidupan berbagai macam di laut. Setelah itu Inarar kabur masuk dalam pasir, apa yang terjadi dia harus menerima akhibat dari kata-katanya, dia sendiri diinjak-injak oleh ikan-ikan besar akhirnya badannya ramping dan terus hidup dalam pasir sepajang kehidupannya. Akhirnya sebuah sistem baru terbentuk Ikan besar makan ikan kecil. Dampak dari kata-kata Inarar ini akhirnya menimbulkan banyak kerugian bagi ikan-ikan yang kecil dan lebih parahnya lagi, inarar mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari ikan-ikan yang lain akibat ulahnya. 

Pelajaran berharga yang bisa kita petik dari cerita Inarar ini adalah bahwa kita tidak mau menjadi seperti seorang penindas, kita ingin menjadi penolong kepada orang kecil dan tidak menganggap mereka rendah karena status sosial ataupun latar belakangan mereka. 

Ada banyak sekali kehidupan binatang, tumbuhan yang mengadung nilai moril yang bisa kita pelajari dari mereka. Dan bisa mengajarkan kita untuk bersikap seimbang terhadap sesama kita dalam dunia nyata maupun dunia maya.  

Post a Comment for "KISAH DAN FILOSOFI IKAN INARAR DALAM CERITA RAKYAT BIAK "