KERETA PELURU JEPANG MENIRU BENTUK BURUNG MANKINSUS, MANPISASYO DAN MANKONKAINUM - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KERETA PELURU JEPANG MENIRU BENTUK BURUNG MANKINSUS, MANPISASYO DAN MANKONKAINUM

 

kereta jepang

sumber:wallpaperaccess.com


Kereta Shikansen atau yang disebut kereta peluru. Kereta super cepat ini telah didesain dengan sedemikian rupa sehingga memiliki kecepatan yang luar biasa yakni 240–320 km/jam (150–200 mph). Insinyur terus mengembangkan berbagai teknologi transportasi yang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai aktifitas mereka. 

Bagaimana kereta super cepat ini didesain? Ada hal menarik yang mungkin selama ini tidak ketahui. Kereta super cepat Jepang ini dirancang meniru berbagai jenis paruh burung kingfisher seperti dalam bahasa Biak disebut Mangginsus, Manpisasyo dan Mankonkainum (Manggonggainum, Inggainum) atau yang disebut Kingfisher atau Numfor Paradise Kingfisher. Penemuan spektakuler ini membantu para ahli dalam merancang kereta tercepat. Hal ini membuat Jepang menjadi salah satu negara teknologi paling maju di dunia. 

kereta jepang

Gambar di atas memperlihatkan skema biomimetik paruh kingfisher, diadaptasi ke dalam moncong kereta (Biomimetics 2021, 6, 56)

Sebelum menemukan ide dari burung kingfisher, awalnya desain kereta Jepang menghasilkan suara bising yang sangat tinggi, sewaktu melewati terowongan. Nah, ini menjadi tantangan tersendiri bagi para insinyur bagaimana cara agar mengurangi tingkat kebinsingan dan menjadi lebih efisien? Jawabannya adalah mengikuti cara bekerjanya paruh burung kingfisher. 

Paruh kingfisher menginspirasi insinyur untuk merancang apa yang disebut nosecone sepanjang 15 meter di gerbong depan kereta peluru.  Nosecone sama seperti hidung runcing atau dalam bahasa Biak disebut snonipo. Sama seperti kingfisher dapat menyelam dengan mudah dan mulus ke dalam air tanpa mengeluarkan percikan, begitulah cara kereta peluru dimodifikasi menjadi jauh lebih efisen dengan tingkat kebisingan yang rendah!

Proses bekerja kereta ini, jauh lebih senyap, efisien, hemat waktu perjalanan dan energinya 15% lebih sedikit, jarak yang ditempuh puh lebih cepat dari sebelumnya. Inspirasi di dapat dari berbagai jenis kingfisher (cekakak) memudahkan para peneliti untuk mengembangkan berbagai teknologi transportasi menjadi jauh lebih baik. Teknologi otomotif, airomatic engineering, konstruksi, dan banyak bidang lainnya telah menerapkan berbagai ilmu pengetahuan alam seperti binatang, tumbuhan dalam berbagai penemuan mereka.


TENTANG BURUNG MANKINSUS, MANPISASYO DAN INGGAINUM

Cenderawasih (Mampisasyo)
Manpisasyo, Cenderawasih Numfor

Numfor Paradise Kingfisher – Tanysiptera carolinae, merupakan salah satu burung dalam keluarga Cenderawasih yang tidak kalah terkenalnya dari jenis-jenis Cenderawasih lainnya. Sebut saja seperti Manbefor (Manbesak), Manisai, Mankunbon dan jenis lainnya yang dikenal suku Biak. Burung ini dalam bahasa Biak-Numfor disebut Manpisaso (Mampisaso, Mampisasyo) atau yang disebut juga Moibur (Moiwur). Burung ini akan ditemukan di kepulauan Biak dan Numfor. Burung Cekakak pita Numfor, ini sangat indah bentuk dan warnanya. Burung ini juga masih berkerabat dengan burung Mankinsus (Mangginsus), dan Mankonkainum (Manggongainum) yang di Biak sering disebut Tokbil (Toki bilolo)

Warna khasnya adalah biru putih dengan dua ekor panjangnya. Sebenarnya burung ini tidak hanya terdapat di kepulauan Biak Numfor namun bisa dijumpai juga di beberapa tempat. 

Terdapat beberapa jenis burung Manpisasyo yang dibedakan dengan nama ilmiahnya Tanysiptera carolinae dan Tanysiptera galatea. Burung ini sudah diteliti sejak tahun 1800-an. Seperti Schlegel tahun 1871 dan G. R. Gray, tahun 1859. 

Salah satu lagu Sinan Wompere Mampisasyo masuk dalam syair lagu Biak, lagu ini terdapat dalam "Songger Berok (Seruling Nan Merdu) grup Manyouri. Sebagian lirik lagu itu "Manswar, Mambruk, Mampisasyo, Manwawa befamanggor sup ayedi, bur sesya sipyum sisnai farawriwek sfanai kayan sup ine". 

Lirik lagu di atas menceritakan tentang keindahan burung-burung di tanah Papua seperti burung Kasuari, Mambruk, Cenderawasih Numfor, Gagak yang menghiasi tanah Papua. Ada banyak jenis burung yang menghiasi tanah New Guinea. Baik yang telah diliti sampai yang belum diteliti. Tentu, burung-burung itu memiliki keunikan dan kelebihan-kelibihan tersendiri. 

Post a Comment for "KERETA PELURU JEPANG MENIRU BENTUK BURUNG MANKINSUS, MANPISASYO DAN MANKONKAINUM"