PENGETAHUAN ASTRONOMI DAN PELAYARAN SUKU BIAK - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGETAHUAN ASTRONOMI DAN PELAYARAN SUKU BIAK

pelayaran suku biak, bintang


Berabat-abat yang lalu suku Biak telah lama mempelajari dan menguasai ilmu bintang, navigasi dan ilmu astronomi demi melengkapinya sewaktu melakukan aktifitas sehari-hari misalnya dalam hal pelayaran, dalam hal berburu, bercocok tanam, wabah penyakit, untuk mengamati bencana alam, maupun hal-hal yang menyangkut kepercayaan-kepercayaan leluhur suku Biak. 

Penguasaan ilmu navigasi dan astronomi telah menghantarnya untuk menelusuri jaringan pelayaran yang lebih luas. Melakukan kontak dengan para pedagang lokal, regional serta menyatukan budaya dan pertukaran teknologi pada masa itu. Ilmu bahari suku Biak, menyangkut penguasaan perbintangan, mata angin, arus dan jalur-jalur pelayaran. Contohnya mereka menggunakan petunjuk Romankwandi dan Sawakoi maupun bintang-bintang lainnya sewaktu melakukan pelayaran.

Dr. W.K. H. Feuilletau de Bryun (1886-1972) menulis, "Pengetahuan astronomi orang Papua di Kepulauan Biak jauh lebih besar dari yang diharapkan orang primitif ini. Tentu saja terutama para navigator terampil yang menyadari rasi bintang dan posisi mereka di langit pada waktu-waktu tertentu ....... Cukuplah untuk mengatakan bahwa hanya dengan peta bintang yang terperinci dari rasi bintang Papua,  bahwa mereka memiliki nama terpisah untuk sejumlah besar rasi bintang dan planet. Pengetahuan mereka tentang hal ini setidaknya setingkat dengan Hindu-Jawa dan Bali dan mungkin melampaui pengetahuan ini."De Bryun, 1938:9

Orang Biak-Numfor mengenal nama-nama bulan dalam sistem penanggalan tradisional yang masuk dalam jenis kalender Lunisolar. Maksudnya, kalender ini menggunakan fase bulan (bulan dalam bahasa Biak disebut paik) sebagai acuan atau dasarnya dan menambahkan musim kedalam sistem penanggalannya. Jadi, dalam urutan bulannya bisa terdiri dari 12 bulan dan 13 bulan. 

Pada orang Numfor-Doreri, mereka lebih mengenal sistem kalender tradisional yang terdiri dari dua belas bulan, yakni bulan lunar seperti halnya orang Arab. Bulan lunar ini, dimulai pada Paik Erwuri-Purari (Bulan Januari-Desember). Erwuri berarti kepala dan Purari berarti ekor yang hubungannya dengan konstelasi bintang Romanggwandi. Romanggwandi ini dilukiskan secara abstrak sebagai seekor naga. 

Sejarawan budaya Biak-Numfor abad ke-19, seperti Zendeling J.L. Van Hasselt dan F. J. F. Van Hasselt dalam karya mereka memuat nama-nama bulan yang digunakan orang Numfor-Doreri. Misalnya dalam buku  Noefoorsch-Hollandsch Woordenboek, 1893, halaman 42, memuat nama-nama tersebut. 

Berikut nama-nama bulan yang sering digunakan oleh orang Biak di pulau Numfor dan Doreri-Manokwari:

1. Erwuri (Rowuri): Januari 

2. Mandi (Marsi): Februari 

3. Kawempi: Maret 

4. Sarmuri: April 

5. Mansnewasi: Mei 

6. Yawi: Juni 

7. Akori: Juli 

8. Kokori: Agustus 

9. Wawamsi: September  

10. Mawamya: Oktober 

11. Wesi (Wepuri): November 

12. Purari: Desember 

Dalam dua belas bulan ini, orang Biak membaginya lagi kedalam dua musim yaitu Wampasi (muson Timur) dan Wambarek (muson Barat). Kedua muson ini disebut Wampasi-Wambarek yang disingkat pasibarek. Dalam beberapa terjemahan syair-syair bahasa Biak, Alkitab, dan sebagainya kata "pasibarek" di terjemahkan sebagai "tahun" dalam bahasa Indonesia. 

Di kepulauan Biak-Supiori, sistem penanggalan jauh lebih rumit, karena dikembangkan untuk berbagai tujuan seperti yang disebutkan di awal. Terdapat banyak sekali nama-nama bulan dan rasi bintang, yang sangat berkaitan dengan berbagai aspek lingkungan dan tradisi suku Biak.  

Sistem penanggalan atau kalender 13 bulan suku Biak, didasarkan pada musim dan pergerakan bulan. Orang Biak di kepulauan Biak-Supiori, mengenal beberapa penanggalan bulan yang terdiri dari 12 bulan dan 13 bulan. Kalender 13 bulan ini, memiliki kesamaan dengan kalender orang Ibrani yang terdiri dari 13 bulan dan berpatokan pada musim yang dimulai dari bulan Nisan (memasuki Maret-Arpil).  

Seperti halnya orang Ibrani (Israel), perhitungan kalender tradisional suku Biak juga dimulai dari bulan Maret. Menurut De Bryun, itu bisa dimulai pada tanggal 21 Maret. Namun tanggal ini tidak menentu.    

Tiga Sistem Kalender Tradisional Suku Biak yang dikenal Orang Biak-Numfor 

kalender suku biak


Navigator Biak juga mengenal nama-nama konstelasi rasi bintang setidaknya lebih dari 21 rasi bintang. Nama-nama bintang ini didokumentasi Dr. W.K. H. Feuilletau de Bryun dalam bukunya berjudul, "Schouten- en Padaido-eilanden (Mededeelingen Encyclopaedisch Bureau 21), 1920, pada halaman 20, terdapat sekitar 20-an lebih bintang yaitu: 

1. Mak Bram (Venus) 

2. Kum Bendi (Jupiter) 

3. Abiober (Delpinus)

4. Kanggunben (Antares)

5. Romankwan Beba (Sagitarius)

6. Baki (Carpicornus)

7. Wambarus Beba (Hydra)

8. Inggansu atau Inggawon (Pegasus)

9. Sraiknam (Groote Beer)

10. Maksrai (Lyra Wega) 

11. Apiam (Cepheus) 

12. Snefer (Casiopea) 

13. Manseraurer (Perseus) 

14. Wai besarwan (Orion) 

15. Zurai (Kraanvogel)

16. Purai (Pauw) 

17. Makansai (Eridanus) 

18. Inkombrof (Aldebaran) 

19. Bargar atau Insandi (Plaiden), Waibaki atau Makdwer

20. Makwan (Andromeda) 

Nama-nama rasi bintang di atas ini, tidak sepenuhnya diketahui sebab de Bryun tidak memerinci penggunaan maupun fungsi dari setiap bintang-bintang astronomi tersebut. Secara linguistik nama-nama di atas merujuk pada nama-nama hewan, bagian-bagian pada unit perahu, dan pada musim.

Pengetahuan Astronomi orang Biak dan Numfor telah membantu mereka dalam berbagai aspek kehidupan di masa lalu. Kini, banyak dari ilmu perbintangan tersebut telah memudar seiring berlalunya waktu.  

Post a Comment for "PENGETAHUAN ASTRONOMI DAN PELAYARAN SUKU BIAK"