SOWEK: Kampung Bersejarah di Masa Lalu - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SOWEK: Kampung Bersejarah di Masa Lalu

orang Sowek
Lukisan kampung Sowek, tahun 1876

SOWEK DI MASA LALU

KAMPUNG Sowek (Kondam) merupakan salah satu kampung terkenal dan bersejarah di masa lalu. Tidak diketahui dengan pasti kapan berdirinya kampung tersebut. Namun, berdasarkan sejarah lisan dan perbandingan geneologi marga orang Sowek bahwa kampung Sowek telah ada dan berkembang pada periode tahun 700-an, dimana sudah ada rumah-rumah yang dibangun diatas air, dan orang-orang Sowek sudah memanfaatkan teknologi tradisional dalam menunjang dan membangun kehidupan sosial kampung mereka. 

Konon, kelompok suku pertama yang menduduki kampung Sowek adalah mereka yang berasal dari pedalamn pulau Supiori, belakangan datang pula kelompok suku keret yang berasal dari wilayah daratan dan pesisir pulau Biak. Marga-marga di kampung Sowek, telah membentuk sebuah kelompok masyarakat kampung yang kuat, mandiri dan terkenal karena pelayaran mereka di sepanjang pesisir tanah Papua dan di luar tanah Papua. Kisah tutur dan catatan tertulis mengenai orang-orang Sowek, telah lama diabadikan oleh pena para penulis dan tampak jelas kehidupan orang Sowek (Supiori) di masa lalu.  

Pada abad ke-8, sudah ada kontak dagang orang Sowek dengan dunia luar, menurut sejarah lisan mereka telah melakukan kontak dengan orang-orang yang datangnya dari Sup Amber. Sup Amber tidak merujuk pada wilayah tanah Papua, sebab wilayah tanah Papua biasanya disebutnya Sup Mansibaber. Sup Amber memaksudkan wilayah-wilayah yang jauh dari tanah Papua seperti Maluku, Makasar, Timor, Bali, Jawa dan tempat-tempat bagian Barat Nusantara. 

Dr. J. R. Mansoben, yang berasal dari Supiori, menulis, "Jauh sebelum orang Eropa mengunjungi Pulau Nieuw Guinea pada awal abad ke-16, penduduk Pulau Nieuw Guinea, terutama penduduk di daerah Semenanjung Onin, Kepulauan Raja Ampat dan Teluk Cenderawasih, telah berhubungan dengan penduduk Kepulauan Maluku yang terletak di sebelah baratnya melalui pertukaran hasil-hasil hutan, hasil laut, dan burang cenderawasih. Sayang sekali bahwa penduduk Pulau Nieuw Guinea tidak mengenal tulisan sehingga tidak dapat meninggalkan catatan-catatan berupa sejarah tertulis yang berguna bagi kita di waktu sekarang untuk memahami bentuk-bentuk hubungan apa yang terjadi antara mereka dengan penduduk di Kepulauan Maluku pada masa lampau itu." (Mansoben, 1995: 67-68)

Untuk memahami kehidupan orang Papua, khususnya orang Sowek di masa lalu sangatlah sulit mendapatkan bukti tertulis. Satu-satunya yang bisa di korek kembali adalah cerita tutur atau kisah turun temurun orang Sowek. Menurut cerita lisan pada abad ke-11, ada seorang pemimpin yang bernama Manseren Sawor yang lahir sekitar ±1160 M. Manseren Sawor kerap disebut juga sebagai Korano Sawor. Istilah "korano" merupakan salah satu gelar orang Biak dimasa lalu. Menurut versi orang Biak, Korano berasal dari kata "Ko" dan "ran"/"ram". Memiliki makna "kita meminyaki" atau 'kita mengurapi", dari sinilah munculah istilah koran/m, korem, ramrem kemudian berubah menjadi sebuah gelar yang disebut korano. Ini adalah sebuah istilah yang merujuk kepada seseorang yang telah diurapi atau diangkat menjadi pembesar, pemimpin istilah kata ini sepadan dengan gelar raja. 

Akan tetapi, istilah ini masih perlu ditelusuri lagi karena menurut sejarawan atau penulis-penulis Belanda bahwa gelar Korano ini berasal dari kata kolano dalam bahasa Tidore, dimana orang Biak mendapat gelar tersebut dari dinasti-dinasti kerajaan di Maluku seperti Korore (Tidore), Karnaki (Ternate), dan Basyani (Bacan).

Kerajaan Tidore mula-mula di catat mulai berdiri pada tahun 1081 M. Pada masa itu Raja-raja Tidore juga menggunakan gelar "Kolano" sampai pada Kolano Hasan Syah (1372-1405 M). Kemudian Raja-raja berikutnya menggunakan gelar Sultan. Perlu penelusuran lebih mendalam untuk melihat apakah istilah Korano memang berasal dari Tidore ataukah merupakan bentuk gelar asli orang Biak. Sebab istilah ini telah digunakan oleh orang Sowek sejak lama. 

Pada abad ke-19, telah tercatat pula dalam catatan perjalanan resident maupun sejarawan Belanda, penjelajah Perancis bahwa ada seorang pemimpin yang disebut Korano Sawor pada tahun 1800-an. Pada tahun 1869-1890-an, dalam catatan para penjelajah ada sekitar 30-50 rumah di kampung Sowek. Sowek merupakan salah satu kampung dengan jumlah penduduk yang padat di masa itu.    

"NEGERI KAMASAN"

Kampung Sowek juga dikenal sebagai "Negeri Kamasan". Pengetahuan penduduk Sowek dalam hal mengolah besi pun tak diragukan lagi. Keterampilan menempat besi ini, membuat mereka terkenal di sepanjang pesisir teluk Cenderawasih. Pengetahun menempa besi, sudah lama dikenal orang Supiori. Seorang pelaut Spanyol, yaitu Alvaro de Saavedra, yang berlayar hingga kepulauan Papua, Alvaro dengan kapal La Florida memasuki suatu pulau yang disebutnya Islas de Oro (pulau Emas) pada tahun 1528 M. 

Di pulau ini, Alvaro menyebutkan bahwa orang-orang berambut keriting, menggunakan panah dan memiliki bentuk parang yang modelnya indah. Para sejarawan menyimpulkan bahwa "Islas de Oro" merujuk pada Supiori. Pedang atau parang yang disebutkan Alvaro ini kemungkinan adalah parang yang dikenal orang Biak sebagai "Sumber Wonggor" (parang buaya). Jenis parang ini memiliki bentuk desain yang indah yang diukir dengan motif ukiran Biak.   

perahu, orang Sowek
Potret orang Sowek, sekitar awal tahun 1900-an


Pada foto di atas, tampak orang-orang Sowek tengah mempersiapkan perahu Mansusu dan Wairon serta barang-barang untuk melakukan pelayaran jauh. 

PERDAGANGAN DAN PELAYARAN ORANG SOWEK

Perdagangan masyarakat Sowek dengan orang luar juga terekam dalam dokumen tertulis tahun 1700-an, dimana Captein Forrest melaporkan, bahwa 'perahu orang Tidore pada hari Sabtu tanggal 04 Februari 1775, pada siang hari perahu coracora Tidore berlayar. Komandan tersebut berkata bahwa dia akan pergi lebih jauh ke timur, ke pulau Sao (Sowek)  dan Saba untuk berdagang'. 

Seorang antropologi Italia bernama Paolo Mantegazza (1831–1910) yang terkenal karena berbagai eksperimennya menjelaskan juga tentang orang-orang Supiori khususnya penduduk Sowek dan Korido tentang aktifitas perdagangan dan pengayauan atua bajak laut. 

Paolo menulis, 'Penduduk Kepulauan Misori (Biak Supiori) adalah  bajak laut terkenal, yang tidak diragukan lagi telah mencampurkan unsur-unsur yang sangat heterogen dalam darah mereka; memang sampai saat ini penduduk Korido biasa bepergian ke Maluku untuk berdagang, tapi di lain waktu tidak sebatas pada itu. Tetapi mereka bergabung dengan armada Sultan Tidore untuk membajak di sepanjang pantai Papua tidak hanya itu tetapi juga di Maluku. Beccari mengenal orang Papua, yang kerabat mereka terbunuh dalam perjalanan bajak laut di sekitar Buru. Mafor (Biak Numfor) datang dengan kunjungan bajak laut mereka ke Timor dan Sumba, sehingga tidak menunjukkan kepada saya, bagaimanapun, bahwa jejak darah Melayu dapat ditemukan di suku-suku pesisir Papua. Beccari mengatakan kepada saya, dia sangat terkejut dengan penampilan Korido di Papua, banyak dari mereka memiliki rambut lurus."–Paolo Mantegazza, L'antropologia e la Etnologia,  1877, hal. 142-143.

Kehidupan orang Sowek terhadap perdagangan juga ditulis oleh Feulletau De Bruyn (1886-1872) seorang tentara KNIL dan penulis hebat yang pernah tinggal di Biak. Dia menulis, "Masyarakat Biak pada umumnya dan khususnya masyarakat Sowek dan Korido memiliki jiwa komersial bawaan, mereka tidak mudah tertipu. Mereka juga menunjukkan bakat untuk bekerja. Perompakan adalah hal biasa, pembajakan adalah seperti olahraga bagi mereka; perjalanan mereka terbentang jauh, hingga pulau Seram pun tidak asing bagi mereka. Tahanan tidak dibunuh dalam keadaan biasa, tetapi diperbudak, dijual atau ditawarkan untuk ditebus". (De Bruyn, 1920:21) 

Masa kini, koloni-koloni orang Sowek tersebar di berbagai tempat di tanah Papua. Mereka juga dikenal dengan ragam khas dialek bahasa Biak mereka. Kehidupan masa lalu mereka telah menjadi sebuah kisah epik hingga kini.  

2 comments for "SOWEK: Kampung Bersejarah di Masa Lalu"

Anonymous November 21, 2023 at 4:38 PM Delete Comment
Saya orang asli Sowek dan tete saya juga menceritakan tentang cerita-cerita ini tentang kampus kami Sowek bagaimana melakuka pelayaran keluar daerah di masa lalu. Sungguh luar biasa dan terimah kasih telah menulis cerita tentang kampung saya🥰🙏
Anonymous November 21, 2023 at 4:39 PM Delete Comment
Sowek kampung tercinta