PAPUA: PERDAGANGAN AKAR BAHAR DI MASA LALU - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PAPUA: PERDAGANGAN AKAR BAHAR DI MASA LALU

akar bahar papua

 


PERDAGANGAN AKAR BAHAR

Pada bagian kali ini, kita akan membahas perdagangan akar bahar yang juga merupakan komoditi penting di masa lalu yang termasuk dalam jalur perdagangan nusantara. Meskipun nilainya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya seperti burung Cenderawasih, kayu masoi, teripang, damar, dan komoditi lainnya. Namun perlu di telusuri mengingat sampai saat ini (abad ke-21) akar bahar masih di perjual belikan di Indonesia, bisnis offline maupun online.

Selain itu, komoditi tersebut memberikan nilai sejarah yang bisa diaplikasikan dalam berbagai aspek sosial dan ekonomi orang Papua saat ini. Rekonstruksi sejarah Papua khususnya jalur perdagangan masih terus di lakukan oleh para pakar-pakar sejarah, antropologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya yang saling berkaitan. Salah satu komoditas ini, memiliki keterkaitan dengan perdagangan masa lalu dan adat istiadat orang Papua di masa lalu. Untuk kita akan melihat bagaimana fungsi akar bahar serta menjadi komoditas penting oleh para pedagang di masa lalu hingga kini.

DI PAKAI DALAM TRADISI ORANG PAPUA

Kata “bahar” berasal dari bahasa Arab yang berarti laut, jadi akar bahar berarti akar laut atau akar yang berasal dari laut. Konon menjadi salah satu komoditi penting dalam perdagangan masa lalu antara orang Papua dan pedagang dari luar Papua seperti orang Arab, China, Eropa, serta pedagang-pedangan Nusantara. Akar bahar memiliki banyak fungsi sebagai perhiasan dan obat-obatan. Seperti suku-suku di teluk Cenderawasih akar bahar menjadi salah bagian tradisi mereka.

Dalam bahasa latin akar bahar disebut Antiphates Sp, orang Biak Numfor menyebutnya Kasyumis atau Arwam kor (Arwaim). Orang Waropen Kai menyebutnya Fandana, biasa dipakai pada pergelangan tangan para lelaki Waropen. Akar bahar juga merupakan bagian dari pernak pernik orang Biak Numfor dalam upacara adat mereka, pada seorang kabor (anak laki-laki). Pada suku bangsa Tabi, akar bahar memiliki peranan penting dalam adat istiadat mereka. Pada rumah tradisional Kariwari, akar bahar juga di taruh sebagai hiasan yang disebut ninyau. Ninyau juga digunakan dalam acara-acara pesta adat oleh orang Nafri, Tobati, Enggros, dan beberapa suku lainnya di tanah Tabi.

KOMODITAS PERDAGANGAN

Sebenarnya sebelum orang Papua melakukan kontak dengan para pedagang dari luar Papua. Akar bahar sudah di gunakan oleh orang Papua sendiri untuk keperluan adat istiadat mereka. Setelah kontak dagang mulai ada, bisnis pun dimulai awalnya untuk kebutuhan mereka kini mereka harus membarternya dengan para pedagang keliling untuk mendapat barang-barang berharga lainnya.

Orang Papua, menjual gelang akar bahar kepada pedagang China (Tionghoa), kemudian itu akan diekspor. (Jozlas Paulus, 1927:228). Orang Eropa di zaman dulu menggunakannya untuk mengobati rematik, maupun kegunaan lainnya. Khasiatnya yang begitu penting, membuat akar bahar menjadi salah satu dari banyaknya komoditas perdagangan orang Papua di masa lalu.

Kini, penjualan akar bahar di pasar-pasar tradisional masih bisa terlihat. Dan masih ada orang-orang yang melakukan kerajinan tangan seperti gelang, cincin, maupun hiasan-hiasan dinding dan bermacam-macam bentuk dari kerajinan tangan tersebut. Akar bahar merupakan asalah satu bahan bernilai tinggi di pasaran.

Post a Comment for " PAPUA: PERDAGANGAN AKAR BAHAR DI MASA LALU"