JAN CRAANVOGEL & PIETER GEEL: Kisah Dua Orang Papua di Negeri Belanda - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JAN CRAANVOGEL & PIETER GEEL: Kisah Dua Orang Papua di Negeri Belanda

orang Papua

Lukisan orang Papua, salah satu dari tiga orang yang dibawa ke Belanda

Siapakah orang Papua yang pertama kali tinggal di Belanda? Mungkin ini adalah salah satu pertanyaan yang Anda pikirkan. Pada abad ke-18, sudah ada orang Papua yang menginjakkan kakinya di Eropa, negeri Belanda. Pasti Anda ingin sekali mengetahui kisah epik kedua pria tersebut di negeri Belanda. Bagaimana mereka berdua bisa sampai di sana? Dua pria orang Papua itu bernama Jan Craanvogel dan Pieter Geel yang lahir sekitar pertengahan tahun 1600-an. Catatan mengenai kedua orang ini terdapat dalam literatur berbahasa Belanda. 

Bagaimana alur kisah mereka? Mari kita menelusurinya. Peristiwa ini berawal pada tahun 1705. Lebih dari 300 tahun yang lalu seorang navigator dan penjelajah Belanda bernama Jocob Weyland menjelajahi negeri Papua menggunakan kapal Geelvink, Kraanvogel dan Nova Guinea ke wilayah teluk Cenderawasih—Biak & Yapen-Waropen. Jacob Weyland bersama 92 orang Eropa, 2 Tentara, 5 kaum Mardiker dan 30 orang Timur ikut dalam pelayaran menuju tanah orang Papua di bawah mandat VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). 

Dengan kekuatan dan perlengkapan yang mumpuni, merekapun melakukan perjalanan yang menguras waktu dan tenaga itu untuk melakukan ekspedisi dan penyelidikan di sana. Setelah berhari-hari dalam perjalanan panjang tersebut akhirnya merekapun tiba di sana.  

Pada 28 April 1705, armada tersebut mencapai pulau Yapen (Serui). Di kampung Yobi (Yapen Utara), terjadi penyerangan oleh penduduk Yobi. Penduduk Yobi dan orang Padaido merupakan kerabat dekat. Sebab orang Yobi berasal dari Biak, pulau Meokbundi, Padaido. (De Clercq, 1893:599) Armada Jacob Weyland berhasil memukul mundur orang Yobi dengan tembakan meriam. Dan mereka berhasil menangkap 6 orang, belakangan 2 orang dilepas.    

Pada 17 Mei 1705, armada Jacob Weyland memasuki wilayah Waropen. Di wilayah Waropen Kai, dua orang ditangkap, sehingga jumlah orang Papua yang dibawa ada enam orang. Empat orang dari Yapen dan dua orang dari Waropen Kai. Mereka berenam ini dibawa ke Batavia (Jakarta), mereka tak pernah berpikir bahwa mereka akan memulai kehidupan baru di negeri seberang, jauh dari negeri leluhur mereka.  


Cornelis de Bruijn (1652 – 1727)

Selama berada di Batavia, mereka diajar bahasa Melayu dan bahasa Belanda selama 3 tahun.  Di sana salah satu dari antara mereka dilukis oleh seorang seniman dan pelancong Belanda bernama Cornelis de Bruijn, lihat gambar di awal artikel. Pada tahun 1708, hanya tiga orang saja yang dibawa ke negeri Belanda yaitu Jan Craanvogel, Pieter Geel, dan satu orang yang namanya tidak disebutkan. Mereka berdua mendapat nama baru ini setelah tinggal di Batavia dan tidak ada informasi tentang nama-nama pribadi mereka. Selama berada di Belanda, disebutkan bahwa Pieter Geel bekerja di kapal dan mendapat gaji 9 pound sebulan.—De navorscher-Nederlands archief voor genealogie en, 1862, hal. 295. 

Tiga orang Papua ini menjadi daya tarik para ahli bahasa, dan orang-orang sangat antusias dengan keberadaan mereka di sana. Pada tahun 1710, dua orang mungkin Jan Craanvogel dan Pieter Geel, pulang kembali dan menjadi penduduk Banda, sampai akhir hayat mereka. Apakah keturunan mereka ada di Banda? Tidak diketahui lagi jejak kedua orang Papua ini. Selain itu, teman-teman merekapun tidak diketahui lagi nasib mereka. Apakah tiga orang yang menetap di Batavia balik lagi ke Papua? Jejak literatur sangat sedikit untuk mencari tahu tentang mereka. Tampaknya mereka menetap di Batavia dan bekerja di sana.

Pada abad 18-19, ada juga orang-orang Papua yang menjadi pekerja atau budak di wilayah-wilayah nusantara seperti di Maluku, Bali, Jawa dan tempat-tempat lainnya.

Post a Comment for "JAN CRAANVOGEL & PIETER GEEL: Kisah Dua Orang Papua di Negeri Belanda"