BUDAYA MAYBRAT PAPUA - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BUDAYA MAYBRAT PAPUA


budaya maybrat


By Hamah Sagrim*

Artikel ini akan membahas sedikit tentang beberapa budaya orang Maybrat sejak dahulu kala. Artikel ini merupakan rangkuman dari beberapa catatan dari seorang Hamah Sagrim, putra Papua. Dengan menelusuri jejak kebudayaan orang Maybrat di tanah Papua, kita akan mengetahui hal-hal menarik yang mungkin selama ini tidak kita ketahui tentang orang Papua dari Maybrat. 

PERMAINAN TRADISIONAL TIKAM KAYU (TOK BO)

Tok Bo (tikam kayu) adalah permainan tradisional orang Maybrat. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak muda. Tok Bo atau tikam kayu adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Permainan ini juga merupakan permainan berregu dengan anggota kelompok lebih dari dua orang, bahkan mencapai sepuluh orang.

Bahan mainan adalah Lembing (Sbe) yg di cincang bagian ujung besarnya. Kayu yg dipakai sebagai Lembing (Sbe) adalah kayu khusus yg lebih kuat daripada jenis kayu lain. Beberapa jenis kayu kuat yg dijadikan Lembing (Sbe) adalah: Sigis, Krere, Tetmus. Pengetahuan tentang jenis kayu sbe (lembing) merupakan pengetahuan yg diturunkan oleh orang tua, orang dewasa dan sesama melalui asosiasi serupa dan permagangan anak ketika mengikuti Bapanya. 

Bahan main berikut adalah kayu lombo sebagai target untuk ditikam. Jenis-jenis kayu lombo diantaranya adalah: Kau, Burka, Sitam, dan beberapa jenis lainnya. Aturan umum dalam permainan adalah: Siapa atau kelompok yang leparan (tikam) kena sasaran terbelah, dia mendapat satu poin. Seterusnya hingga selesai.

Waktu yang dipakai dalam permainan ini tidak memakai durasi melainkan menyesuaikan hari, bisa dari pagi sampai sore baru selesai. Para peserta lomba ketika lapar, mereka mencari buah-buahan di hutan untuk dimakan dan permainan tetap lanjut. Manfaat dari olahraga tikam kayu (tok bo) adalah anak-anak muda dilatih keterampilan menikam, ketika sudah terbiasa maka mereka mendapat pengalaman untuk berburu babi atau rusa dan bisa ditikam dengan tombak. Permainan tikam kayu (tok bo) adalah permainan anak laki-laki. 

Di Maybrat, semenjak dulu sudah membagi spesialisasi permainan berdasarkan Gender (jenis kelamin) bahkan spesialisasi dalam dunia kerja (mbo bo), sampai dengan peralatan kerja pun berbeda, seperti laki-laki alat kerjanya adalah: Kapak (bam), Parang besar (Bam mabi), sedangkan perempuan alatnya adalah: Sikar (parang kecil) dan tfo (pisau). Dari jenis peralatan kerja memberi gambaran bahwa pekerjaan laki2 lebih berat daripada pekerjaan perempuan.

KETIKA TAMAT DARI PENDIDIKAN INISIASI WIYON-WUON/WOFLE 

Pendidikan non formal adalah pendidikan tradisional, kadang disebut pendidikan adat karena pendidikannya berkaitan dengan adatistiadat kebiasaan hidup manusia yang berhubungan dengan sosial, religi, ekonomi, kehidupan, kosmos, alam semesta dan hal-hal ikhwal lainnya.

Pendidikan inisiasi wiyon-wuon/wofle merupakan pendidikan tradisional yang sakral dan begitu disiplin, memiliki aturan-aturan yang mengikat dan mutlak baik bagi ra wiyon maupun bagi non ra wiyon (ra in/sibosi fle) ra in adalah orang awam, dalam pandangan orang2 terdidik dalam wiyon menganggap orang awam atau ra in sebagai perempuan atau yg tidak punya kemampuan apa-apa (dalam hal ini tidak miliki pengetahuan religi, ekonomi, sosoal, dll). sedangkan sibosi fle adalah orang-orang yang tidak berpendidikan inisiasi namun mereka dilatih dan dididik oleh orang tua (ayah) mereka. 

Foto penjemputan ketika keluar dari sekolah inisiasi yg dolakukan beberapa bulan. Tarian yg dibawa adalah tari wiyon-wuon/wofle, tarian ini ditampilkan sebagai ekspresi sukacita dari keluarga atas kesuksesan anak-anak mereka yang dididik. Pakaian yg dipakai berupa kain, manik kecil dan manik-manik besar dengan hegar dan timponan. 

Murid yang selesai dididik, diberi tongkat (hasereh) sebagai simbol estafet dan sebagai simbol pemimpin, noken (yu har) adalah noken khusus berisikan rahasia khusus yg diterima (tidak bisa disebutkan karena ada pantangan). 

Dalam pendidikan inisiasi Wiyon-wuon / wofle diajarkan tulisan kuno yaitu (taba) namun sayangnya miliki beberapa alphabet dan yang lainnya hanya simbol cosmic (bagian ini sedang kami perdalam untuk bisa membuat abjad Maybrat, Imian, Sawiat, Tehit). Episode Pendidikan Inisiasi Wiyon-wuon / wofle suku Maybrat, Imiam, Sawiat, Tehit. 

TARI WIYON-SRAR WYION 

Tarian Wiyon - Srar Wyion adalah tarian khusus dan lagu khusus dengan irama sukacita yang diselenggarakan dalam upacara penjemputan atas kelulusan anak-anak didik dari pendidikan inisiasi Wiyon-Wofle. Tari Wiyon-Srar Wion merupakan tarian pengucapan syukur kepada Tuhan atas bimbingan-Nya kepada anak-anak didik selama berproses di dalam rumah didik (sekolah) yang lamanya berbulan-bulan bahkan kadang mencapai tahun.  Tradisi tarian ini dianut oleh masyarakat di wilayah suku Maybrat, Imian, Sawiat, Tehit. 

Yang menari adalah keluarga, saudara perempuan, mama, dan tanta kandung dari anak murid yang dididik di dalam rumah inisiasi, tidak boleh orang lain. Mereka membentuk barisan secara teratur kadang berpencar dan bertemu pada satu titik kumpul seperti di lapangan. Pakaian yg dipakai mengenakan pakaian adat yg berstandard pakaian kebesaran yg dilengkapi dengan perhiasan lampau yang berumur ratusan tahun al: Timponan, Heger, Taring Naga, dan manik-manik besar. 

Dari perhiasan, sesungguhnya merupakan simbol kewibawaan dalam strata sosial. Mulai dari banyaknya perhiasan bernilai seperti timponan, heger, tin dan taring naga. Timponan dan heger adalah peninggalan berharga yang didagangkan dari Dongsong vietnam utara pada masa pencaharian rempah-rempah oleh tengkulak-tengkulak China pada abad-18. Perhiasan itu mengisi bagian peninggalan megalithikum di wilayah penganut pendidikan tersebut. 

Kehidupan masa lalu orang Maybrat (Meybrat) dan kebudayaan mereka memperlihatkan bahwa mereka merupakan suku bangsa di tanah Papua yang hidup ribuan tahun lamanya yang telah menunjukkan jati diri mereka melalui berbagai adat istiadat pola kehidupan. Pengetahuan tradisional dan kepandaian mereka yang luar biasa telah memperlihatkan eksistensi mereka di bumi Cenderawasih ini. Keragaman bahasa dan suku di tanah Papua, menjadi sesuatu yang unik, menarik, dan juga misteri. Orang Maybrat salah satu suku bangsa yang unik di tanah Papua. 

*Alm. Hamah Sagrim (1982-2021), merupakan salah satu peneliti muda dan penulis maupun pemerhati budaya Maybrat (Sorong Papua). Dia banyak menulis tentang kehidupan masa lalu orang Papua Maybrat, mempelajari arsiktetur kuno, pola-pola kehidupan sosial orang Maybrat.

Post a Comment for "BUDAYA MAYBRAT PAPUA"