ALAT KALKULASI TRADISIONAL PADA ORANG WAROPEN - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ALAT KALKULASI TRADISIONAL PADA ORANG WAROPEN

  

Waropen Kai
Alat Kalkulasi Perhitungan Hari


Astronom Denmark Tycho Brahe (1546-1601) telah menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk mencatat dengan teliti dan cermat pengamatannya tentang planet. Orang-orang Eropa di abad ke-16 sangat tertarik dengan komet. Johannes Kepler yang waktu itu berusia enam tahun dibangunkan ibunya Katharina Kepler untuk mengamati komet, belakangan Johannes Kepler (1571-1630) menjadi seorang astronom yang menulis tentang dunia astronomi yang punya pengaruh besar dalam bidang astronomi. Ya, astromi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sejak zaman dulu sudah diminati manusia. Benda-benda angkasa termasuk Bumi yang kita tinggali, semuanya memiliki perhitungan yang akurat sehingga tidak saling bertabrakan dan menimbulkan dampak buruk bagi Bumi. 

Konsistensi sang Pencipta dalam merancang kehidupan di planet bumi ini sangat mengagumkan, keteraturan yang dibuat sedemikian rupa membantu manusia tetap menikmati indahnya kehidupan. Jika kita memandang bulan, matahari serta benda-benda angkasa, kita bisa melihat bahwa benda-benda angkasa itu berjalan sesuai dengan ketetapannya. Misalnya bulan memiliki fungsi yang sangat penting untuk pergerakan bumi, musim, waktu dan membantu sistem tata surya.  

Manusia selalu ingin mempelajari berbagai hal tentang alam, apalagi yang berkaitan langsung dengan aktifitas mereka. Tidak hanya Timur Tengah, orang Eropa, Orang China, yang dikenal sebagai penemu-penemu, hampir masyarakat manusia yang kita menganggap peradabanya terbelakang justru tidak kalah hebatnya dengan mereka yang sudah maju. 

Orang Papua, dari suku Waropen Kai, juga memiliki sebuah alat kalkulasi perhitungan hari yang sangat menarik. Teknologi tradisional tersebut terbuat dari bahan kayu ramah lingkungan.  Terdapat tujuh buah lubang, yang mungkin menandai hari dalam seminggu atau tujuh hari dalam seminggu. Cara kerjanya tidak diketahui secara pasti dan sejak kapan alat ini mulai di gunakan dalam kehidupan suku Waropen Kai.

Sedangkan untuk penetuan waktu yang cukup lama mereka menggunakan periode waktu yang dihitung berdasarkan bulan atau dalam bahasa Waropen Kai disebut "GHAFA". Pasang surut air serta bulan menjadikan kriteria utama dalam penentuan GHAFA. Periode tentang hitungan tahun disebut GHEA atau TAHUN dalam bahasa Indonesia.  Penggunaan berbagai metode sistem waktu jaman dulu, tentu tidak terlepas dari kehidupan adat istiadat mereka di waktu lampau misalnya dalam menentukan perayaan-perayaan tertentu, pelayaran, musim tanam, wabah penyakit, berburu dan sebagainya. Untuk pelayaran orang Waropen di masa lalu bisa lihat di link dibawah ini. 

Alat kalkulasi perhitungan hari suku Waropen Kai mungkin sedikit mirip dengan ASTROLAB dalam perhitungan waktu. Astrolab adalah alat yang banyak digunakan untuk menentukan lokasi dan memprediksi posisi matahari, bulan, planet, dan bintang; menentukan waktu lokal dengan diketahui letak bujur dan letak lintang.

Dalam bahasa Yunani: ἀστρολάβος astrolabos; bahasa Arab: ٱلأَسْطُرلاب‎ al-Asthurlāb. Dalam bahasa Biak alat ASTROLAB sebut ASKORABE yang merupakan adopsi dari bahasa  Prancis dalam ekspedisi Prancis tahun 1800-an. Alat-alat tradisional jaman dulu punya peranan penting pada masanya. Dan pembaharuan alat-alat moderen tidak terlepas dari temuan-temuan masa lalu. Kini, kecerdasan buatan (intelegensi artifisial) yang di buat manusia terus dikembangkan dalam bidang robotika, dan teknologi canggih lainnya. Semua teknologi itu punya satu tujuan yaitu untuk membantu manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam menghadapi kehipudan sosialnya. 

Masih banyak ilmu perbintangan orang Papua yang belum di ketahui, setiap suku-suku yang hidup di tanah Papua, memiliki teknik-teknik ilmu perbintangan yang digunakan jaman dulu untuk bertahan hidup di bumi Paua. Sayangnya, pengetahuan tradisional ini hilang di telan waktu. 

Post a Comment for "ALAT KALKULASI TRADISIONAL PADA ORANG WAROPEN"