ASAL USUL UNGKAPAN "TOKI" DALAM BAHASA MELAYU PAPUA - Manfasramdi
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ASAL USUL UNGKAPAN "TOKI" DALAM BAHASA MELAYU PAPUA

tukang toki

Salah satu keunikan di pulau Papua adalah bahasanya. Seluruh bahasa di Papua Barat maupun Papua New Guinea (PNG) menurut data-data tertulis yang sudah banyak di muat bahwa kurang lebih ada sekitar 1000 bahasa di atas bumi Papua. Beragam suku bangsa dengan budaya bahasanya, menjadi kebanggaan para penutur dan pemilik bahasa. Tidak luput dari bahasa-bahasa baru yang berkembang di tanah Papua, selalu saja ada serapan-serapan dari bahasa dominan yang pengaruhnya kuat karena berbagai faktor politik, agama, sosial, suku, perdagangan serta pengaruh lainnya. Dan biasanya, itu tidak muncul tiba-tiba tetapi dibarengi dengan perjalanan sejarah yang panjang. Seperti yang akan kita lihat dalam paragraf-paragraf berikut ini. Kadang kita tidak menyadari bahwa kita sedang dipengaruhi bahasa lain, tidak seperti bahasa pemograman yang sulit, kita dengan mudah terbawa arus bahasa kosa kata, tata bahasa orang lain. Dan itu secara wajar terbawa arus bahasa tersebut. Jadi, sekarang mari kita lihat salah satu pengaruh dari bahasa Melayu Papua, dan bahasa yang juga ikut mempengaruhi bahasa Melayu Papua itu sendiri. Contoh disini yang akan kita bahas adalah makna ungkapan kata "toki".      

ASAL MUASAL MAKNA KATA DALAM MELPAP

Bahasa Melayu Papua (Melpap), yang sering disebut juga sebagai 'logat Papua' merupakan salah satu bahasa baru berkembang ratusan tahun yang lalu yang terbentuk dan tumbuh subur di tanah Papua. Asal usul dan terbentuknya bahasa ini masih menjadi perbincangan yang hangat oleh kalangan ahli bahasa dan masyarakat facebook pada umumnya. Bahasa Melayu Papua ini, tidak mentah-mentah berasal dari bahasa Melayu. Tapi, bahasa ini terbentuk berkat sumbangsih dari berbagai bahasa baik dari luar Papua hingga di dalam tanah Papua itu sendiri. 

Bahasa Melayu Papua ini dinamis, sehingga banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu seiring berlalunya waktu. Bahasa ini, merupakan lingua franca-nya orang Papua pada abad ke-21. Konon persebarannya tidak seluas sekarang, hanya mencakup wilayah-wilayah tertentu di pesisir tanah Papua. Tiga ratus tahun yang lalu dimana sudah ada penutur Melayu Papua, seperti di wilayah teluk Cenderawasih, Raja Ampat, dan beberapa tempat lainya. Dan itu terus berkembang dengan munculnya perkembangan-perkembangan baru abad ke-18 sampai abad ke-20.  

MAKNA KATA "TOKI" DALAM MELPAP

Dalam catatan singkat ini, kita akan membahas sedikit tentang sebuah ungkapan bahasa Melayu Papua yang sering kita dengar  yaitu ungkapan "toki" atau "tukang toki". Ungkapan kata toki dalam bahasa Melayu Papua memiliki beberapa pengertian. Contoh toki pintu, toki meja, toki depu kepala, dan sebagainya. Tapi ada juga ungkapan seperti stop toki, tukang toki, toki kuat skali, dan seterusnya. Pengertian toki dalam bahasa Indonesia adalah “ketuk” yang merupakan kata nomina atau kata benda. Misalnya seperti megetuk (ketok) pintu, meja, dan sebagainya. Dalam kosep bahasa Indonesia, tidak mengenal ungkapan ketuk sebagai kata yang digunakan untuk menunjukkan orang pembohong, penipu, pembual. Sebaliknya bahasa Indonesia, mengenal kata itu sebagai kata sifat "menggugah" contoh ketuk pintu hatinya. Maksudnya gugah hatinya, ajak hatinya untuk terbuka, untuk bisa menerima dan sebagainya. 

Sebaliknya dalam ungkapan Melayu Papua (MP), kata benda “toki” ini bisa berubah menjadi kata sifat untuk menjukkan orang yang suka berbohong, penipu, pembual dan sebagainya contoh kata sifat ini akan di tambahkan keterangan contoh “tukang toki”. Bentuk adjectiva ini tidak terdapat dalam bahasa Indonea. Nah, kalau begitu darimanakah kosep “toki” ini di ambil dan di adopsi dalam bahasa Melayu Papua? Tentu bentuk adjectiva ini tidak di ambil dari bahasa bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia. 

Ungkapan “toki” berhubungan erat dengan isyarat pada tubuh. Orang akan menggunakan isyarat tubuh untuk mengungkapan kata “toki” itu. Bahkan ungkapan kata ini tidak di temukan dalam varian Melayu lainnya. Artinya kata “toki” dalam konsep mebual, menipu, berbohong, merupakan konsep asli bahasa Melayu Papua yang terbentuk melalui pinjam meminjam bahasa daerah di tanah Papua.

SERAPAN BAHASA BIAK

Konsep makna ungkapan kata “toki” atau "tukang toki" dalam pengertian membual, berbohong, menipu, kemungkinan besar merupakan pinjaman dari bahasa Biak yaitu dari kata “Mankow (Manggow, manggop)”. Etimologi kata Mankow sendiri berasal dari dua suku kata Man dan Kow. Man berarti orang, manusia, sedangkan kata Kow berarti ketuk/toki. Secara harfiah memaksudkan orang yang suka mengetuk atau dalam bahasa Melayu Papua orang yang tukang toki. Kata Manggow ini memaksudkan orang yang suka membual, penipu, suka berbicara bohong, atau orang yang suka berbicara tidak benar.

Jika di lihat dari konteks makna dan padanannya kemungkinan bahwa bahasa Melayu Papua (MP) mengambil konsep demikian dari makna atau tata bahasa Biak yang kemudian diserap, diadopsi, dimodifikasi ke dalam bahasa Melayu Papua yang belakangan berkembang pada generasi baru penutur Melayu Papua. Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh bahasa Biak terhadap Melayu Papua, sebenarnya sudah lama berkembang pada koloni-koloni suku Biak Numfor yang tersebar di pesisir tanah Papua. Gelombang migrasi orang Biak di berbagai sudut tanah Papua juga ikut meningkatkan pengaruh yang cukup mumpuni. Alhasil, banyak ditemukan serapan-serapan kosa kata yang ikut membentuk bahasa Melayu Papua. Serapan kosa katanya tidak banyak diserap Melayu Papua, namun dalam hal tata bahasanya cukup terlihat volumenya. 

Ada beberapa serapan bahasa Biak yang bisa ditemukan dalam bahasa Melayu Papua. Misalnya, seperti kata yaswar, imbo, kombrof, napi, insos, mansar, komin, amber, mambri, bo, na, ba, manseren, sbg.    Lagu-lagu bahasa Melayu Papua yang kini lagi eksis dan populer, bahkan beberapa lagunya terdapat lirik-lirik kata-kata bahasa Biak bisa terdengar disana. Peranan bahasa Biak dalam menyumbang kosa kata kepada bahasa Melayu Papua cukup mengagumkan. Peluang masih terbuka lebar bagi para peneliti bahasa untuk meneliti hubungan-hubungan bahasa Melayu Papua dan bahasa Biak, serta bahasa-bahasa Papua lainnya. Meski demikian, perlu di ingat bahwa bahasa Biak bukan satu-satunya penyumbang bagi Melpap, ada juga bahasa-bahasa daerah lain yang memiliki sumbangsih terhadap Melpap. Pada tahun-tahun belakangan ini, sudah ada beberapa terbitan tentang bahasa Melayu Papua, serta kamus Melayu Papua, Alkitab dan sumber lain yang menambah koleksi pustaka warisan Melpap. 

Melihat majunya perkembangan teknologi moderen, tentunya telah menjadi peluang bagi bahasa Melayu Papua untuk berkembang dengan memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi manusia, seperti media sosial. Seiring berjalannya waktu, eksistensi Melayu Papua terus bertahan dari masa ke masa. Ini berbanding terbalik dengan bahasa-bahasa Daerah Papua, yang kian hari, semakin menipis. Perlombaan bahasa Melayu Papua bersaing dengan bahasa Daerah Papua, masih terus berlanjut. Di masa depan kita akan melihat siapakah yang akan menjadi pahlawan bahasa. 

Post a Comment for "ASAL USUL UNGKAPAN "TOKI" DALAM BAHASA MELAYU PAPUA"